Dini Sari Melati
Hai kembali lagi bersama cerita Dini Sari Melati. Kali ini aku mau cerita kecerobohanku saat menjaga stand kreatif, makanan, dan minuman di Agricinal Pelangiku yang ke-8. Kecerobohan itu bikin aku auto mewek sekaligus panik maksimal.
Ceritanya waktu Agricinal Pelangiku, aku menjadi penajaga stand selama tiga hari. Tugasku menjelaskan isi stand ke orang-orang yang mampir lalu memegang uang pembeli. Waktu itu aku memegang uang kembalian seorang ibu yang jumlahnya cukup banyak. Karena tidak punya saku, aku pegangi terus itu uang sampai Sang Ibu itu memintanya. Karena takut hilang aku minta penjaga stand yang lain menyimpannya tapi mereka tidak mau. Ya sudah aku taruh saja di meja lalu aku malah pergi bantu teman-teman di stand lain.
Hingga akhirnya Sang Ibu itu minta kembalian uangnya. Bak disambar petir di siang bolong uang yang aku taruh di atas meja mendadak lenyap. Aku dan teman-teman mulai mencari ke mana-mana. Di bawah tumpukan barang, ke bawah meja, di kantung tiap orang, pokoknya semuanya digeledah tapi enggak ketemu. Aku pasrah tapi banyak sekali uang yang harus aku ganti. Aku enggak punya uang sebanyak itu. Sepanjang acara aku galau karena harus menggantinya.
Di tengah kesedihanku itu tiba-tiba Ibu Windya bilang ada teman yang menemukan uang kembalian. Ah, aku sangat gembira sekali lalu berterima kasih pada temanku itu berulang kali. Uang itu langsung aku berikan pada Ibu yang mukanya tak kalah sedih denganku itu. Hari ke-2 Agricinal Pelangiku aku yang sudah cantik dengan ulos yang melekat di badanku galau lagi. Soalnya aku melihat orang yang aku sukai berpacaran dengan orang lain. Hiks..hiks..
Genre: Nonfiksi
Tema: Agricinal Pelangiku