Tak Panen Cabe Lagi

Maryono

Dok Wikihow

Namaku Maryono, sering dipanggil No di keluargaku. Teman –teman memanggilku Mar, ada juga yang menyapa Mario. Menurutku keren sih saat dipanggil Mario, tapi hanya segelintir orang yang mau memanggilku dengan sekeren itu.

Aku habiskan masa kecil di kebun atau ladang yang masih dekat dengan hutan. Di sanalah orang tuaku mencari rezeki dengan bercocok tanam. Setiap hari aku hanya bermain dengan alam.

Setelah umur enam tahun aku masuk sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Mulya Sari di desa Bumi Mulya. Saat TK aku bebal membaca, menghapal, terutama soal hitung-hitungan. Tapi aku anak penurut, jadi tetap diluluskan dan akhrnya bisa lanjut ke Sekolah Dasar (SD) 13 Penarik yang sekarang menjadi SD 04 Bumi Mulya.

Saat di sekolah dasar kemalasanku belum hilang. Aku hanya suka bermain dan bermain. Isi tasku bukan buku pelajaran, melainkan mainan seperti kelereng, karet gelang, gambaran, bahkan gasingan yang aku buat sendiri dari kayu. Buku tulisku hanya satu saja, itupun sudah lusuh.

“Panen cabe kamu No…?” sindir tetanggaku karena nilai raporku sampai kelas tiga SD merah semua.

Begitu jelek nilaiku tapi tetap naik kelas karena ada nilai pelajaran yang tinggi juga untuk mendongkrak nilai rata-rata raportnya. Saat kelas 4 ada perubahan, aku mengurangi bermain dan mulai rajin belajar. Kemudian di kelas 5 aku makin giat belajar karena suka dengan gaya mengajar Pak Guru  yang saat itu menjadi wali kelas. Pak guru ini humoris dan selalu membuat kami gembir.

Guru ini memberi motivasi belajar dengan gaya lucu dan sering  bercerita sejarah, terutama kehidupan pribadinya. Jalan hidupnya yang penuh komedi membuat kami antusias mendengarkannya. Ternyata trik ini sangat bagus dalam belajar. Saat kami mulai jenuh dan lesu dia langsung bercerita lucu apa saja yang bikin kami tertawa, tapi saat cerita itu sedang seru-serunya dia memotongnya.

“Ayo selesaikan dulu tugasnya ya kalau mau  bapak cerita lagi harus selesai dulu tugasnya,” katanya.

Entah kenapa kami sangat patuh. Berusaha cepat mengerjakan tugas agar dia melanjutkan ceritanya



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori