Tertipu Iklan Online

Melda Pangaribuan

Dok Wikihow

Saya doyan belanja online. Hampir tiap hari saya rajin mengintip salah satu kanal belanja online melalui HP. Entah bagaimana selalu ada rasa ‘lapar’ ketika melihat galeri baju, tas, sepatu, dan barang-barang lainnya yang dipajang di sana. Dalam satu bulan dua sampai tiga kali Mas Kurir mengantarkan barang pesanan saya.

Puji Tuhan selama belanja online saya tidak pernah kecewa, barang yang datang sesuai dengan gambar. Saya mah teliti orangnya. Sebelum membeli barang saya menghabiskan waktu lama untuk membaca komentar para pembeli beserta unggahan gambar mereka. Saya harus pastikan toko online itu benar-benar bagus dan terpercaya.

Ketika sedang baca berita dari link yang disebarkan di Facebook, mata saya diganggu iklan penawaran hadiah yang muncul begitu saja. Iklan kotak itu muncul di tengah layar, menutup teks yang sedang saya baca. Akibat doyan belanja online, saya tidak pikir panjang untuk bergabung. Saya masuk ke laman lain usai menyentuh iklan itu. Muncul sembilan kotak dan saya disuruh memilih tiga di antaranya.

Kotak pertama zonk. Kedua, ambyar. Ketiga, wah, saya senang sekali karena isinya kupon belanja senilai Rp780 ribu. Saya lalu menyentuh pilihan ‘lanjut’ dalam iklan itu terus diarahkan menuju aplikasi belanja online di HP saya. Dengan semangat membara saya mencari voucher itu di sana sambil membayangkan merk apa saja yang akan dibeli. Namun setelah dua jam mencari, sampai mata saya pedih, voucher itu tidak muncul juga. Saya merasa ditipu, kesal sekali rasanya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori