Stefania Rumapea
Raporku jelek. Peringkatnya tetap tapi nilai menurun. Malu bukan main ketika Orang Tuaku melihat rapor yang baru saja dibagikan. Syukurlah mereka tidak marah atas hasil belajar di sekolah. Kami libur dua minggu setelah pembagian rapor itu, waktu panjang ini akan Aku manfaatkan dengan bermalas-malasan di rumah.
Hari pertama sampai ketiga liburan Aku hanya bobo cantik saja di kamar. Sesekali membantu Ibuku beres-beres rumah. Mendekati tanggal 25 Desember, Aku jadi super sibuk membantu Ibu menyiapkan kue Natal. Dalam satu minggu waktuku banyak habis di dapur. Bersama tepung terigu, telur, keju, cokelat, oven, dan perintah-perintah Ibuku. Pokoknya super sibuk sekali. Kata Ibuku kue yang kami buat ini karya seni. Kalau orang suka dan menikmati rasa kue yang kami buat, di sanalah nilai karya seni ini. Aku iya iya aja deh.
Natal datang dengan cepat. Kami merayakannya dengan khusyuk. Ayahku masih berdoa pada Tuhan agar bisa melihat Adiknya yang lama menghilang tanpa jejak. Aku pun berdoa yang sama. Setelah Natal Aku belum bisa bermalas-malasan karena harus menyiapkan kue tahun baru. Tibalah malam tahun baru dan kami berkumpul bersama. Sambil menunggu ledakkan kembang api di langit-langit Aku dan Orang Tuaku ngobrol tidak keruan di ruang tamu. Aku mengungkapkan resolusiku pada mereka pun sebaliknya. Obrolan kami berakhir saat kembang api mulai menari-nari di langit sana.
Paginya kami ke gereja lalu berkunjung ke rumah keluarga. Hari kedua kami di rumah saja, gantian menyambut para keluarga. Ada keajaiban terjadi di hari ke-2 2019. Tiba-tiba Adik Ayahku muncul di depan pintu. Ayahku kaget bukan main lalu mereka berpelukan haru. Terima kasih Tuhan atas kebaikan yang Kau berikan di awal tahun ini. Besoknya kami pun langsung jalan-jalan ke Batu Kumbang. Padahal karena nilai raporku menurun Orang Tuaku tidak mau mengajakku jalan-jalan. Tapi Tuhan baik, mengirim keajaiban ke rumah kami sehingga Aku pun bisa jalan-jalan bersama mereka.
Stefania Rumapea
SMA Tenera
Genre:
Tema: