Menti Sinaga
Uang saya sisa Rp100 ribu dalam dompet tanggal 22 Agustus 2023 lalu. Gajian masih sepuluh hari lagi. Mengharapkan hasil kebun juga belum bisa. Remuknya kondisi itu membuat saya gelisah. Saya pusing karena wajib memberi uang bulanan untuk anak yang kuliah di Bengkulu dan membeli beras. Apalagi saat itu beras kami hanya tersisa dua kilogram.
Bisa apa dengan Rp100 ribu yang akan berkurang karena pengeluaran tidak terduga seperti beli BBM. Di tengah remuknya kondisi ekonomi itu, anak saya minta uang Rp1,5 juta untuk membeli alat-alat praktik kuliah. Di mana mencari uang sebesar itu? Mau pinjam sama takut ditolak dan malu.
Tiba-tiba terpikir untuk bongkar-bongkar kain dalam lemari sambil menghayal biar pusingnya reda. Hampir semua kain saya keluarkan lalu lipat ulang. Saat sedang merapikan pakaian, saya menemukan uang segepok jatuh ke lantai. Saya kaget sekaligus bahagia setelah mengambilnya karena jumlahnya Rp2 juta.
Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kebahagiaan saya malam itu. Uang yang ternyata saya simpan sejak satu tahun yang lalu sampai lupa itu menyelamatkan hidup saya dan anak. Akhirnya malamnya langsung saya kirim uang tersebut karena dia harus segera membeli alat praktikum.
Keesokan harinya ibu mertua menelepon. Dia bilang mengirimkan beras dari kampung melalui Putra Simas karena sawah panen. Saya semakin bahagia padahal sudah rencana beli beras dari sisa uang temuan di lemari. Berkat dari mertua membuat saya bisa menyimpan uang itu untuk keperluan lainnya.
Inilah berkat di bulan Agustus. Tuhan menolong kita tepat pada waktunya di saat ummatnya sangat membutuhkan. Sungguh cepat pertolongan-Nya.
Genre: Nonfiksi
Tema: Keluarga