Yuana Sahabatku, di Mana Kamu Sekarang?

Yuana
Dokumen Bestfriend Forever

Waktu masih TK, aku punya sahabat yang baik hati. Namanya Yuana. Kami selalu main bersama di sekolah dan di komplek perumahan. Soalnya Yuana rumahnya masih satu komplek denganku. Kami akrab sekali dan selalu tolong menolong. Begitu juga orang tua kami yang sudah dekat. Mungkin tinggal satu komplek kali ya.

Kami tidak lagi akrab sejak kelas 1 SD. Masih satu sekolah sih, tapi dia beda kelas. Aku main sama teman-teman sekelasku dan jarang bermain lagi dengan Yuana. Saat di komplek aku juga jarang main sama dia. Mama sempat tanya kenapa aku jarang bermain lagi dengan Yuana padahal dia orangnya baik dan suka menolong teman. Aku bilang karena sudah dapat teman baru.

Tapi kalau di sekolah aku masih memperhatikan Yuana. Waktu kelas 1 SD Yuana jadi anak tomboy. Dia selalu memakai topi di sekolah. Mungkin malu karena potongan rambutnya pendek seperti anak laki-laki. Gara-gara itu dia sering sekali dijahili. Pernah kulihat ada beberapa anak laki-laki yang mengganggunya. Salah satu di antara mereka ada yang melepas topi Yuana lalu lari mengopernya ke temannya yang lain. Yuana menangis sambil mohon topinya dikembalikan. Tapi mereka tidak peduli dan malah mengoper lagi topinya.

Aku mau menolongnya tapi tidak berani. Aku ceritakan pada Mama kejadian di sekolah. Mama lalu menasihatiku agar berteman lagi dengannya. Mama cerita kalau waktu TK aku sangat akrab dengannya. Mama juga bilang kalau Yuana itu populer di komplek karena sering membantu orang tua. Diceritai begitu aku jadi ingat masa-masa waktu TK dulu. Yuana memang teman yang baik. Tapi selama ini aku yang tidak baik, bahkan menegurnya saja aku tidak berani.

Tampaknya Tuhan mendengar doaku agar ada jalan bisa ngobrol lagi dengan teman TK ku itu. Saat kelas dua, kami satu kelas. Tapi aku tidak langsung menegurnya. Pas hari pertama kelas dua, aku duduk dengan Billy sedangkan dia duduk dengan Nando. Baru saat istirahat aku memberanikan diri menyapanya. Aku hampiri dia ke mejanya lalu nanya kabarnya. Eh, dia mau ngobrol denganku meski aku cuekin lama. Mama benar ternyata dia anak yang baik. Dia bahkan masih ingat masa-masa kami TK bermain bersama dulu. Aku heran kenapa orang sebaik dia selalu dijahili ya?

Hari berikutnya aku berangkat ke sekolah dengan perasaan senang karena bisa bermain lagi bersama Yuana. Sampai di kelas, aku lihat Yuana sudah duduk di kursinya. Dia melamun dan aku penasaran apa yang dia pikirkan. Waktu lonceng istirahat berbunyi, aku menghampiri Yuana sambil membawa bekal. Kami sudah janjian kemarin sama-sama membawa bekal dari rumah. Asyiik…! aku dan Yuana tukaran bekal. Lama-lama pun kami semakin akrab seperti saudara. Aku senang sekali.

Tapi persahabatan kami di kelas hanya berlangsung sebentar karena semester dua dia pindah. Aku sangat sedih ketika mengetahui dari Mama soal kepindahannya. Yuana tidak memberitahuku. Apa gara-gara itu dia sering melamun dan tidak mau melihatku sedih? Bagaimana mungkin dia pergi sedangkan kami baru berteman sebentar.

Sejak saat itu sampai sekarang aku sudah tidak pernah bertemu atau mendengar kabar dari Yuana lagi. Sudah enam tahun lamanya. Aku sering teringat dengan Yuana. Bagaimana kabarnya sekarang? Di mana Yuana sekarang? Apa Yuana sudah mendapat teman baik sekarang? Apa Yuana masih suka membawa bekal? Yuana, kamu di mana sekarang?

Okta Anggriani, Kelas VIII



Genre:

Tema: