Ziarah ke Tanah Jawa adalah Kabar Baik Sekaligus Buruk

Relita

Dok.Wikihow

Pagi itu saya bangun tidur dengan mata penuh belek (tahi mata). Malas sekali rasanya membuka mata lebar-lebar. Namun pakaian di dapur sudah menunggu untuk dibilas. Saya membereskan kasur dengan separuh tahi mata lalu menuju dapur untuk mencuci kemudian menjemur pakaian.

Setelah itu leyeh-leyeh sebentar sambil bermain HP ditemani suara para bocil tetangga yang sedang main di samping rumah. Tidak terasa hari mulai sore dan orang-orang kerja sudah mulai pulang. Saat itu saya panik sekaligus merasa takut dimarahi karena belum mandi.

Waktu kok terasa cepat sekali…

Hingga beberapa hari kemudian saya sadar bahwa waktu tidak secepat yang dikira. Waktu itu saya diajak ziarah kubur ke Tanah Jawa dan Samosir. Opung dikubur di Tanah Jawa, sebuah kecamatan di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, sedangkan buyut di Samosir. Pergi ke Samosir adalah kabar yang menyenangkan sebelum sampai ke pelabuhan.

Jarak Tanah Jawa ke Pelabuhan Aji Bara sangat jauh. Dari rumah ke sana memakan waktu empat jam. Capai dan keram badan dalam mobil. Antri mobil untuk masuk kapal sangat lama dan waktu berjalan seperti kura-kura, lamban sekali. Kami antri dari jam duabelas siang, baru masuk kapal jam sepuluh malam. Sepuluh jam dalam mobil di pelabuhan seperti berhari-hari rasanya.

Kapal jalan jam duabelas malam lebih sedikit. Perjalanan menuju Pelabuhan Tomok juga sama lambannya. Mungkin karena melewati Danau Toba, tidak mudah bagi kapal jalan cepat karena Toba beda dengan Sungai Kuari. Bongkar pasang muatan di pelabuhan juga lama sekali. Badanku keram di dalam mobil.



Genre: Nonfiksi

Tema: Liburan