Bakat Terpendam Muridku: Tester Kuliner Sampai Penata Gaya

Tri Marcelina Tarigan

Kids
Dok.Deccanchronicle

Lima Oktober 2020 adalah hari pertama anak TK masuk sekolah. Semua sudah kami siapkan untuk menyambut mereka, dari kebersihan kelas, display menarik, sampai protokol kesehatan ketat. Sebagai guru Afdeling aku sangat antusias menyambut hari pertama sekolah tatap muka ini karena perjalanan yang ditempuh ke tempat kerja sangat dekat. Aku hanya membutuhkan dua langkah saja ke tempat kerjaku, nikmatnya…

Antara senang atau sedih, jumlah muridku paling sedikit dibanding kelas lainnya, hanya empat orang tiga laki-laki dan satu perempuan. Jumlah sedikit ini menguntungkan karena mudah dikendalikan tapi di lain sisi kelas jadi sepi.

Satu minggu pertama sekolah memberiku pengalaman baru yang lucu. Tiap pagi mereka membawa drama masing-masing saat sampai di sekolah. Menangis, tidak mau ditinggal, terlambat karena kesiangan, bahkan ada yang tidak mandi ke sekolah. Lalu saat mereka bernyanyi, yang terdengar keras hanya di ujung lirik sementara sisanya redup sayup bak nyanyi dalam hati.

Selama satu minggu pula aku sudah mengumpulan bakat terpendam murid-muridku. Sebut saja Willy yang punya kekuatan tendangan Madun. Bakat itu dia keluarkan saat aku menahannya kabur dari kelas. Sakit sekali kena tendangan yang sebelas duabelas dengan Hyuga di Captain Tsubasa itu. Ardan, punya bakat menjadi penata gaya. Dia murid yang modis, perlengkapan makannya juga tertata rapi dan bersih, perfeksionis.

Lalu Mega, satu-satunya murid perempuan di kelas punya bakat tester makanan. Tiap jam makan dia keliling mencicipi bekal teman-temannya lalu berkomentar tentang rasa makanan yang dibawa. Dia bisa marah bila temannya bawa bekal yang sama seperti hari sebelumnya.

Terakhir, ada Ardo, satu-satunya murid TK B di kelas. Sebagai murid lama jiwa murid teladan terpapar jelas dari sikapnya. Ardo mengajari adik-adiknya duduk yang rapi, membantu mereka belajar, dan yang paling keren menunggu teman-temannya memakai sepatu untuk pulang bersama karena mau melindungi mereka dari gangguan anjing peliharaan di dekat sekolah yang menyeramkan.



Genre: Nonfiksi

Tema: sekolah