Balasan untuk Tukang Kebun: Betapa Hobbitnya Juve Sekarang

Teguh Budi Utomo

Dok thesefootballtimes.co

Darah saya mendidih membaca tulisan tukang Kebun Nyalanya berjudul Tanpa Juventus Inter Hanya Bungkus Mentos di Tengah Lautan. Tulisan itu  mengada-ada atau bahasa kerennya cocoklogi. Saya akui data yang dipaparkan Tukang Kebun memang benar, sama sekali tidak meleset. Sangat terperinci dan akurat, bahkan analisisnya tepat. Tapi saya yakin data itu dibantu Mbah Google. Betapa dia sangat paham sekali akan inter Milan,  atau jangan-jangan dalam diam dia memang mengagumi inter?

Saya tahu betul, betapa kecewanya seluruh Juventini di planet biru ini. Musim ini Sang Nyonya Tua benar-benar puasa gelar, baik di liga domestik apalagi di kancah Eropa. Cristiano Ronaldo yang digadang-gadang mampu membawa Juventus menjuarai Liga Champions Eropa malah melempem. Juve hanya mampu sampai di perempat final. Kalau menurut saya sih tidak sebanding dengan kocek yang harus digelontorkan klub Turin itu saat membelinya. 

Dalam tulisannya sang Tukang Kebun berbicara tentang kebobrokan manajemen klub yang berkostum mirip zebra cross itu. Bagi saya bukan hanya manajemen yang bobrok, tapi juga gaya permainan Juventus yang mudah dibaca oleh lawan-lawannya. Tidak ada lagi kiper tangguh selain Gianlugi Buffon, tidak ada gelandang pengangkut air macam Pavel Nedved yang mobile sekali di tengah lapangan. Tidak ada lagi benteng kokoh sekuat Fabio Cannavaro dan Lilian Thuram. Saat dihuni pemain-pemain inilah Juve benar-benar menjadi raja Serie A.

Tapi saat ini mereka hanya mengandalkan mega bintang Cristiano Ronaldo didukung Paolo Dybala yang sesekali mendapat sokongan Cuadrado dan Aroon Ramsey. Pelatih manapun pasti bisa membaca ini, selalu saja True Pass kemudian diselesaikan dengan tendangan kerasnya. Barangkali permainan semacam inilah yang membuat CR7 menjadi top skor sementara Serie A sejauh ini. 

Para pakar sudah memprediksi ini akan terjadi di Juve saat awal kedatangan Cristiano. Permainan Juventus akan menjadi Ronaldo sentris. Jika memang pelatih lawan jeli, cukup matikan Ronaldo saja pasti juve akan kalah.

Permainan juve musim ini beda jauh dengan Inter Milan. Di tangan Conte, Inter cukup atraktif. Conte memang sosok yang sangat bisa memanfaatkan pemain. Sebut saja pemain-pemain buangan seperti Lukaku, Ashley Young, Alexis, Darmian dan Hakimi, mereka benar-benar menjelma menjadi pemain-pemain kunci yang dapat bekerja sama dan mendukung duet maut Lautaro dan Lukaku. 

Mas Tukang Kebun yang berbahagia, tolong jangan ungkit-ungkit lagi tentang luka lama juve yang bertajuk Calciopoli. Ini aib lho, hehe. Inter bukan merampok gelar Scudetto Juventus, tetapi mendapatkan gelar tersebut berdasarkan keputusan hakim yang sejak 2004 menginvestigasi kecurangan juve di Serie A. 

Jangan percaya Moggi karena dia hidung belangnya juve. Pintar mengotak-atik dan mengatur taktik supaya Juve selalu menjuarai liga. Jadi sudah sangat jelas dan nyata kalau Juve memang curang, untung hanya terdegradasi ke Serie B, bukan dilarang berkompetisi di liga manapun. Sudah akui saja kalau Juve saat ini bukan lagi raksasa melainkan hobbit yang hobinya bikin sensasi dengan mendatangkan pemain-pemain mahal. 

Mengenai pertandingan hari Minggu kemarin, Inter memang bukan mengejar kemenangan, toh kalahpun masih menjadi juara, untuk apa capek-capek memenangkan pertandingan. Sebelum permainan dimulai Conte sempat Whatsapp saya, dia bilang “kita ngalah aja ya, supaya perebutan tempat kedua lebih seru” saya hanya menjawab siappp boss..haha.



Genre: Nonfiksi

Tema: olahraga