Cahaya Aurora di Tangan Kami

Sri Ayu

Dok.Artstation

Suatu hari aku dan dua sahabatku, Andi dan Riski menemukan sebuah kotak musik antik yang berada di belakang rumahku. Kami membawanya ke rumah lalu membukanya. Di kotak musik itu tidak patung balerina yang menari. Kosong.

Kami memutar pedal di bagian belakang kotak musik tersebut. Ajaib, kotak musik itu masih menyala. Kami begitu senang. Aku memutar pedalnya kembali tetapi dua kali lebih banyak agar musiknya bisa berputar lebih lama. Namun tiba-tiba muncul sebuah portal berwarna aurora dari atas kotak musik tersebut. Kami bertiga kaget dan penasaran sehingga tanpa pikir panjang menyentuh portal tersebut lalu tersedot ke dalamnya. 

Tidak berapa lama kami sadar dan terkejut karena di telapak tangan kami muncul warna aurora. Tak lama kemudian kami kembali terlempar menuju portal aurora tersebut dan kembali di rumah. Kami masih heran tak percaya dengan apa yang terjadi.

Pagi hari yang begitu cerah, aku bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Di sekolah kami belajar tentang sejarah. Ibu guru menjelaskan tentang portal aurora persis seperti yang kami lihat kemarin. Andi yang mendengar penjelasan ibu guru langsung menceritakan ulang kejadian yang kami alami kemarin namun guru tidak mempercayainya bahkan teman-teman di kelas tertawa. 

Mereka menganggap Andi berkhayal tingkat tinggi. Aku dan Riski kesal karena kecerobohan Andi yang menceritakan kejadian tersebut ibu guru, padahal kami sudah berjanji untuk merahasiakan hal ini kepada siapapun bahkan termasuk kedua orang tua kami.

Saat perjalanan pulang sekolah, seorang perempuan tua datang menghampiri kami. Dia mengajak kami ikut dengannya. Kami enggan dan saling menatap satu sama lain. Namun tiba-tiba perempuan tua itu mengangkat tangannya dan tampaklah sebuah portal aurora. Tanpa berpikir panjang kami langsung mengikuti perempuan tua tersebut. 

Tidak lama kemudian kami tiba di sebuah medan perang. Perempuan tua itu mengajak kami membantunya berperang. Musuh berjubah baja begitu banyak dan kuat, sulit untuk dikalahkan. Hanya dengan kekuatan aurora yang keluar dari telapak tangan kami mereka bisa dikalahkan. 

Perempuan tua dan warganya pun bisa selamat dari serangan dan terbebas dari para penyerang jahat. Kami pun kembali dengan mendapat ucapan terimakasih dan senyum tulus dari perempuan tua yang belakangan kami tahu adalah seorang pemimpin di tempat itu dan para warga lainnya.



Genre: Fiksi

Tema: Action