Parenting Puasa untuk Anak Lima Tahun

Ririn Mustika

Dok Wikihow

Ramadan tahun ini adalah kali pertama bayi besarku belajar puasa. Saat ini usianya sudah lima tahun. Namanya, Hafidz, sudah sekolah PAUD. Bukan hal mudah baginya belajar puasa. Sebelum  Ramadan datang aku sudah kepikiran dengan dia.

Waduh bagimana ya anakku nanti? Bisa tidak ya puasa? Kata teman-teman anak laki-laki lebih sulit dibanding perempuan. Bismillah, semoga dia bisa melaluinya, begitu kataku dalam hati.

Sebagai permulaan kami tidak langsung meminta dia untuk puasa dari terbit sampai tenggelamnya matahari. Seperti kebanyakan anak-anak yang lain dia hanya puasa setengah hari. Saya yakin metode ini akan memberi kesan menyenangkan, apalagi saat menemui waktu berbuka. Namun, tidak mudah untuk memberi pemahaman itu.

Saya mengajak anak-anak puasa pertama di rumah nenek biar mereka senang karena di sana sangat ramai. Hari pertama, pagi hari sudah drama. Hafidz merengek badannya kurus. Aku mengerti, itu kode tanda dia lapar hehehe tetapi segera kami beri pengertian tentang indahnya puasa.

Hari kedua, rengekan tak datang lagi. Dia kuat puasa sampai jam satu. Hari ketiga, dia kuat sampai jam tiga sore tetapi puasanya diiringi kegiatan buka titip kulkas. Katanya biar dingin. Jam empat sore Hafidz tidak tahan lagi. Dia minta minum, karena melihat adiknya makan bakwan

Dia kepingin sehingga mengejar adiknya ke mana-mana. Dia tidak meminta bakwan hanya mengikuti adiknya saja. Akhirnya Hafidz mokel alias buka puasa sebelum waktunya. Keesokan harinya dia kembali puasa. Alhamdulilah dari hari ke hari makin baik. Dia makin kuat puasa sampai pada hari kedelapan sampau terbenamnya matahari.



Genre: Nonfiksi

Tema: Ramadan