Bolos Becukit Ditangkap Guru

Anggi Saputra

Dok.Wikihow

Beberapa waktu lalu SD Tenera kedatangan tamu dari Puskesmas. Mereka datang untuk memberikan BIAS vaksin ke anak anak kelas satu dan lima. Ekspresi anak-anak bermacam-macam, ada yang pucat karena takut tetapi tidak sedikit yang berani disuntik.

Dari sekian anak itu, ada seorang anak yang membuat saya teringat masa kecil. Namanya Arkha, dia takut disuntik sehingga memberontak. Jarum suntik sangat menyeramkan baginya. Baru dengan bujuk rayu guru ditambah ibunya sendiri Arkha mau.

Hampir sama dengan Arkha, saya juga pernah mengalami ketakutan luar biasa saat hendak becukit (suntik vaksin) saat bersekolah di SD 36 Desa Tambangan. Kebetulan saya tidak sendiri, ada teman yang juga mencari akal agar lolos dari pihak medis.

Kami berdua nekat keluar kelas saat disuruh antri becukit. Kami menuju ke belakang sekolah yang dipenuhi pohon jengkol dan tanaman kopi. Tanpa pikir panjang kami memanjat salah satu pohon jengkol untuk bersembunyi. Kami merasa aman tetapi rasa lega itu hanya berlangsung beberapa menit karena Pak Taher guru kelas kami, tiba-tiba muncul.

Dengan suara lantangnya beliau menyuruh kami turun. Dia mengancam akan memindahkan sarang semut ke pohon yang kami tenggeri jika tidak menuruti perintahnya. Kami turun dengan ketakutan lalu digelandang ke tempat becukit.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori