Belajar Bersama Gajah di TWA Sebelat

Anggiat R

Sabtu 13 Oktober kemarin, Keluarga besar SMP Tenera berkunjung ke PLG Taman Wisata Alam (TWA) Sebelat. Kunjungan itu disambut suka cita anak-anak. Jam tujuh pagi teng, anak-anak sudah tiba di sekolah. Mereka sangat ceria saat saling menunjukkan bekal ke sesama teman. Para siswa tambah girang saat melihat empat mobil memasuki area sekolah tepat pukul 08.30 WIB. Mereka pun langsung naik ke mobil sesuai dengan pembagian yang dilaksanakan sebelumnya yaitu dua mobil untuk siswa putra, dan 2 mobil untuk putri. Sedangkan guru-guru bergabung dengan siswa-siswi. Sebelum berangkat kami berdoa terlebih dipimpin ibu Tuti Sinaga.

Perjalanan ke PLG memakan waktu sekitar satu jam. Kami sangat senang karena jalan menuju PLG sudah lumayan bagus meski masih ada sedikit yang berlumpur sebelum masuk lokasi. Saat mobil pertama sampai para siswa langsung berhamburan keluar mobil sekolah. Mereka sepertinya sudah tidak sabar bermain bersama Gajah yang sudah mereka lihat saat mobil memasuki area PLG. Tanpa cemas, para siswa mendatangi gajah sedang makan pelepah itu lalu selfie.

Para pelajar SMP Tenera mendatangi gajah di TWA Sebelat

Selang beberapa menit kemudian mobil berikutnya tiba dan juga anak-anak juga langsung berlarian menuju tempat gajah yang sedang makan pelepah tanpa menghiraukan lelah. Mungkin karena terlalu senangnya bertemu dengan hewan gajah. Semua siswa mendekat dan berkumpul melihat Si Gajah bernama Dino yang asyik makan pelepah.

Setelah kami beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan ke arah hutan dipandu Bapak Anang Widiatmoko dari ECC dan Bapak Mirwan dari PLG. Kami menyeberang sungai kecil yang dari cerita Bapak Mirwan merupakan sungai yang telah berpindah. Sebelumnya sungai ini adal di sebelah kanan jalan, sekarang di sebelah kiri akibat erosi. Kami sangat menikmati perjalanan di antara pohon-pohon yang masih segar, udara yang selalu terasa sejuk bersama kicauan burung-burung. Begitu juga suara siamang terdengar dari kejauhan.

Sekitar pukul 10.30 kami sudah berkumpul di lokasi tujuan. Para siswa langsung berkegiatan sesuai dengan kelompok untuk membuat poster bertema peduli lingkungan yang di dalamnya ada gajah. Saat anak-anak menulis poster, Mahout (pawang) membawa empat gajah ke lokasi kami berkumpul. Empat gajah itu bernama  Dino, Nelson, Ucok, dan Roby. Anak-anak pun terkejut bukan main dengan kedatangan empat teman baru mereka.

Pelajar SMP Tenera berfoto bersama para gajah yang mereka inginkan setelah selesai membuat poster

Setelah poster selesai masing-masing kelompok berfoto dengan gajah yang mereka inginkan. Empat ekor gajah itu jadi selebritis di tengah para siswa. Saat mereka mau menaikinya, kami belum mengizinkan karena masih ada kegiatan lain yaitu menulis esai. Mereka memasang wajah kecewa tapi hanya sebentar saja karena langsung menuangkan pengalaman mereka dalam tulisan. Wajah-wajah anak Tenera kembali semringah.

Acara menulis selesai lalu dilanjutkan mendengarkan nasihat dan edukasi dari pihak PLG dan ECC. Bapak Mirwan yang bicara duluan. Beliau menjelaskan tentang kawasan TWA Sebelat yang merupakan kawasan hutan lindung yang harus dijaga dan dilestarikan. Seluas 300 Hektar TWA sebelat juga merupakan rumah untuk beberapa hewan yang dilindungi seperti Beruang, Tapir, Siamang, Burung Rangkong, dan tanaman seperti Kantong Semar yang sudah hampir punah.

Gajah di lingkungan PLG sebelat yaitu gajah jinak berjumlah 12 ekor dengan 4 ekor jantan dan 8 ekor betina. Gajah jantan difungsikan untuk kegiatan patroli dan diikat di lingkungan camp PLG. Sedangkan untuk gajah betina dilepaskan di alam bebas.  Kata Bapak Mirwan, fungsi TWA sebelat ke depannya yang akan difungsikan sebagai taman wisata alam menarik wisatawan.

Setelah itu giliran Bapak Anang  yang bicara. Beliau mengenalkan para siswa tentang konservasi dan pelestarian lingkungan. Di awal sambutanya beliau menyampaikan salam konservasi yang dijawab “Alam jiwaku, konservasi tanggung jawabku” oleh para siswa dengan lantang. Bapak Anang lalu menyampaikan bahwa TWA Sebelat merupakan “Benteng Terakhir” yang harus dijaga kelestarianya sehingga flora dan fauna yang ada di dalamnya terjaga dan terpelihara dengan baik. Beliau juga mengajak seluruh warga Tenerauntuk dapat menularkan semangat menjaga lingkungan ke teman-teman, tetangga dan keluarga.

SMP Tenera membenatangkan spanduk bertuliskan “Save Gajah Sebelat”

Ada juga Bapak Desrizal, salah seorang mahout gajah sebelat yang berkisah tentang suka duka menjalani pekerjaannya. Cara merawat gajah beliau ibaratkan seperti merawat bayi. Harus telaten dan sangat peduli terhadap kebutuhanya. Pada saat-saat tertentu gajah harus diangon dan diberi cemilan berupa pelepah sawit. Gajah juga harus dimandikan secara teratur pada siang hari. Jika gajah sudah jinak maka gajah akan membantu mahoutnya mengangkat makanan dan melakukan patroli secara rutin.

Setelah acara edukasi dan motivasi dari Tim PLG dan ECC, kami melanjutkan acara makan bersama lalu pamit untuk melanjutkan perjalanan pulang. Di perjalanan pulang, para siswa dan guru masih belum bisa move on dari TWA Sebelat. Sepanjang perjalanan dengan semangat dan ceria mereka menceritakan pengalamn di PLG bersama Dino, Nelson, Roby dan Ucok. Beberapa anak sempat naik gajah dengan sukacita besar. Ada juga yang ingin naik gajah tetapi waktu tidak memungkinkan.

Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan betapa hidup di tengah para hewan dan tanaman ciptaan Tuhan adalah nikmat yang tidak berkesudahan.

Anggiat Situmorang

Kepala Sekolah SMP Tenera



Genre:

Tema: