Corona: Kembaran Coro Lain Ibu Beda Ayah

Erna

Corona membuat hidupku berantakan. Aku enggak suka nama itu. Kalau Damar nanti punya adik, pantanglah aku kasih nama Corona apalagi karantina, ihh amit–amit. Cukup Mak dan bapaknya saja yang mengenal nama itu.

Buka efbe (Facebook), muncul corona. Jelajah instagram nongol lagi dia. Telepon tetangga dan saudara, lagi-lagi dia jadi bahan obrolan sekaligus umpatan. Muak betul dengarnya. Nama itu bikin aku enggak bisa bebas ke pasar. Hobi mingguanku jadi hambar, enggak bisa memilih ikan keliling sama tetangga. Enggak bisa ngerumpi. Ya Allah dosa apalah yang telah hamba lakukan sehingga kau beri ujian bernama Corona ini.

Mengapa virus ini dinamakan corona ya? Ooo mungkin karena asalnya dari Cina makanya Co-rona. Kalau dari Medan pasti namanya Bangrona. Kalau dari Jawa sudah pasti dinamakan Masrona. Kalau dari Bengkulu dikasihlah nama Dangrona.

Mengapa pula Corona ini bisa membuat jengkel umat di dunia? Menurutku karena dia COROna. Siapa yang enggak kenal CORO, hewan menjijikan pembawa penyakit. Coro dan corona ini saudara kembar lain ibu dan beda ayah.

Dah ah ngomongi dia. Besar kepala pula dia nanti. Didatangi pula awak ke rumah gara–gara ngomongin dia terus. Stop stop stop untuk aku khususnya ngomongin dia, enak lagi ngomongin makanan dan belanja mainan Damar.



Genre: Nonfiksi

Tema: Covid-19