Ngobrol Sama Hantu di Sekolah

Apriyanti

Istimewa

Derasnya hujan tidak menghalangi niatku ke sekolah. Aku menerabas cuaca dingin dan hujan deras dengan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Hanya butuh waktu delapan menit dari rumah ke sekolah. Setelah berdoa kami semua bergerak ke kelas masing-masing. Aku membuka pintu kelas, lalu aku masuk ke ruangan yang sepi sambil menyapa “halo teman.” Walaupun tidak ada orang menyahut aku cuek saja.

Ruangan kelas agak gelap karena mendung. Tak ada suara juga, hening sekali. Setelah mendapat bantuan dari lampu kelas yang benderang, aku mulai menata ruang lalu memasang sejumlah gambar menarik di dinding. Saat itulah datang suara-suara aneh.

“Wow bagusnya!”

Tanpa sadar aku menyahut. “Iya dong, guru kan harus kreatif,” balasku.

Kutotok paku yang tertancap ke dinding dengan palu. Suaranya menggema. Tiap aku pukul paku itu, selalu ada suara aneh. Palu aku pukul berulang-ulang lalu suara balasan itu menjawab “aw..aw..aw..aw” berulang kali. Aku menduga luar ruangan ada orang iseng yang sedang mengerjaiku dengan mengeluarkan suara-suara aneh itu.

Setelah suara-suara aneh, aku mendengar suara sepatu. Bunyinya “sreet..sreet” seperti sedang diseret seseorang. Aku melongokkan kepalaku ke jendela, tidak ada orang sama sekali, hanya aku sendirian. Aku penasaran siapa yang mengajak saya ngomong saat menotok palu dan langkah kaki siapa gerangan. Rasa penasaran itu membuatku melesat ke luar kelas. Ah, tapi tidak ada orang!. Aku tanya kawan guru yang sedang merapikan kelas sebelah, dia malah bingung menjawab pertanyaankku.

“Ih..ih…seram…apa ada hantu ya di sini?. Kamu lagi diajak bercanda sama roh halus. Ayo kita pindah ke ruang sana,” ajak temanku lalu kami berdua pergi ke ruang kantor sambil menenangkan diri.

Aku masih memikirkan suara yang tidak jelas tadi saat di rumah. Menjelang maghrib, aku mulai melupakan kejadian di sekolah saat asyik memasak. Memasak untuk keluarga memang selalu bisa membuatku lupa dengan banyak masalah. Tapi tiba-tiba suara aneh yang aku dengar di seolah datang lagi.

“masak apa ya bu? enak, enak, enak.”
“ini masak ikan gurami sambal ijo, enak ya?” jawabku secepat kilat.

Aku buka pintu dapur tapi tidak tidak ada orang di luar. Suara itu baru berhenti ketika azan datang. Sampai sekarang aku masih penasaran siapa yang menggangguku saat di sekolah dan rumah. Ah sudahlah, semoga besok tidak ada lagi suara-suara usil itu.



Genre: Nonfiksi

Tema: sekolah