2020 yang Menyakitkan

Misael Yosia Sianipar

Wikihow

Banyak peristiwa menyakitkan sepanjang 2020. Bulan Maret Covid-19 datang dan mengganggu semua aktivitas belajar dan bermain kami di SMP Tenera. Aku kelas sembilan tahun lalu. Terpaksa belajar daring di rumah karena Covid. Terus kami tidak melaksanakan Ujian Nasional (UN) dan yang paling menyakitkan, tidak ada perpisahan sekolah. Tapi kami tidak menyerah. Kami membuat video perpisahan, berisi ucapan terima kasih untuk bapak dan ibu guru SMP Tenera. Cukup mengharukan sih.

Selama liburan saya tidak banyak beraktivitas. Hanya di rumah saja, membantu keluarga mengerjakan tugas-tugas. Selebihnya hanya biasa-biasa saja seperti orang-orang kebanyakan. Beberapa bulan setelahnya saya masuk SMA, jenjang pendidikan terakhir sebelum peguruan tinggi. Belum ada momen spesial karena sekolah daring. Aktivitasnya juga biasa saja.

November jadi bulan terberat yang harus saya dan keluarga hadapi. Tulang (kakak dari mama) meninggal karena sakit. Tak lama opung menyusul kembali ke pangkuan Tuhan. Keluarga sangat terpukul karena kehilangan dua sosok tersayang dalam waktu yang berdekatan. Saya pun harus meninggalkan sekolah selama satu minggu pulang ke kampung halaman. Ketika kembali ke Bengkulu langsung berhadapan dengan ujian semester.

Puji Tuhan saya bisa melewati ujian selama satu minggu meski mengerjakannya secara mandiri, tidak bisa bergabung dengan teman-teman. Nilai saya memang tidak terlalu bagus, tidak apa-apa yang penting bisa melewatinya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori