Dilarang Mudik, Lebaran di Kampung Tinggal Kenangan

Fandy Wahyu

instagram.com/ana_oncina

Satu hari sebelum Lebaran dua tahun lalu aku ke Lampung. Jalan-jalan ke Taman Merdeka, lihat patung gajah, badak, komodo, dan rusa. Di sana juga ada delman berbentuk burung elang dan bangau. Keesokan harinya kami ke lapangan untuk salat.

Setelah salat kami kumpul di rumah almarhum mbah. Di sana sudah banyak saudara yang menunggu. Kami maaf-maafan terus dapat uang lebaran. Aku totalan dapat Rp100 ribu dari tiga saudara yang memberikan uang.

Habis itu  kami ke tempat mbah dari ibuku. Kami datang disambut makanan enak. Kue warna-warni nan lezat menunggu kami di meja. Tapi kata mbah harus maaf-maafan dulu baru boleh makan kue. Tapi belum sempat makan, kami sudah diajak keliling ke rumah tetangga untuk silaturahmi.

Kami juga mampir ke tempat bude. Saat sore kami main layang-layang di sawah. Kami suka main sampai gelap karena di sana ada lampu dinamo. Bayang-bayang lampunya cantik sekali. Lebaran di Lampung sangat seru dan ingin sekali aku ulang karena indah, terutama saat mampir ke masjid besar di perbukitan. Tapi tahun ini sepertinya tidak bisa mengulang karena dilarang mudik. Sedih deh. 



Genre: Nonfiksi

Tema: Lebaran