Pukul Balik Inter Milan-nya Pak Teguh

Swadesta Aria Wasesa

Dok Juventus

Pak Teguh Budi Utomo membalas Tanpa Juventus, Inter Hanya Bungkus Permen Mentos di Tengah Lautan dalam waktu dua jam setelah tulisan itu naik ke Nyalanya. Bukan main memang, di tengah kesibukannya sebagai Kepsek SMP Tenera, Pak Teguh masih menyempatkan diri memindahkan darah mendidihnya dalam tulisan yang cukup panjang berjudul Balasan untuk Tukang Kebun: Betapa Hobbitnya Juve Sekarang.

Tidak adil rasanya jika saya tidak menanggapi tulisan yang dibuat dengan setulus hati itu. Jadi saya akan bahas tiap paragraf berisi pemujaan terhadap Inter Milan itu.

Tulisan itu mengada-ada atau bahasa kerennya cocoklogi. Saya akui data yang dipaparkan Tukang Kebun memang benar, sama sekali tidak meleset. Sangat terperinci dan akurat, bahkan analisisnya tepat. Tapi saya yakin data itu dibantu Mbah Google. Betapa dia sangat paham sekali akan inter Milan, atau jangan-jangan dalam diam dia memang mengagumi inter?

Paragraf pertama ini saya anggap sebagai pujian. Terima kasih pak, masih memakai akal sehat saat membuka tulisan. Tapi tidak perlu memuji keakuratan data yang saya dapatkan setinggi itu, santai saja. Sun Tzu berkata: Kenali dirimu, kenali musuhmu. Seribu pertempuran seribu kemenangan. Kata-katanya bukan sekadar bijak, tapi taktik bagaimana menemukan kelemahan lawan agar bisa kita hancurkan berkali-kali.

Saya tahu betul, betapa kecewanya seluruh Juventini di planet biru ini. Musim ini Sang Nyonya Tua benar-benar puasa gelar, baik di liga domestik apalagi di kancah Eropa. Cristiano Ronaldo yang digadang-gadang mampu membawa Juventus menjuarai Liga Champions Eropa malah melempem. Juve hanya mampu sampai di perempat final. Kalau menurut saya sih tidak sebanding dengan kocek yang harus digelontorkan klub Turin itu saat membelinya.

Benar, Juventini kecewa. Tim mana yang tidak kecewa saat tim sekaliber Juventus puasa gelar. Tapi, fans Juventus di dunia ini orang-orang cerdas. Mereka tahu bahwa untuk sesuatu yang lebih besar mereka harus menangguhkan perasaan sejenak. Musim 2020/2021 ini, tepatnya akhir Januari kemarin Juventus menjuarai Super Coppa Italia setelah mengandaskan Napoli 2-0, jadi enggak puasa istilahnya.

Dok thesefootballtimes.co

Bicara bisnis dalam sepakbola, kedatangan Ronaldo sangat menguntungkan. Dari laporan bisnis yang diterbitkan Give Me Sports, tiga sponsor besar menaikkan nominal kerjasama. Allianz menaikkan nilai kerjasama Rp15 Triliun sampai 2030. Ketika Ronaldo pergi Juve masih untung besar. Lalu Adidas juga mengambil langkah serupa dengan menaikkan nilai kerja saman dari Rp358 Miliar ke Rp761 miliar per tahun.

Perusahaan mobil asal Amerika Serikat, Jeep, juga meningkatkan nilai sponsor Sebelum Ronaldo merapat ke Turin, Jeep hanya membayar Rp253,1 miliar per tahun pada manajemen Nyonya Tua. Namun nilai sponsor itu naik hampir tiga kali lipat yakni menjadi mencapai Rp625,3 miliar sampai musim ini. Bagaimana dengan Inter? Nilai bisnis apa yang mereka dapat dari Lukaku dan Lautaro? Sudah capek-capek Scudetto, gaji malah dipotong Steven Zhang. Bastoni dan agennya sampai berang. Ironi memang Inter Milan ini. Bukannya kasih bonus malah mau dipotong. Poor.

Bagi saya bukan hanya manajemen yang bobrok, tapi juga gaya permainan Juventus yang mudah dibaca oleh lawan-lawannya. Tidak ada lagi kiper tangguh selain Gianlugi Buffon, tidak ada gelandang pengangkut air macam Pavel Nedved yang mobile sekali di tengah lapangan. Tidak ada lagi benteng kokoh sekuat Fabio Cannavaro dan Lilian Thuram. Saat dihuni pemain-pemain inilah Juve benar-benar menjadi raja Serie A.

Juventus memang salah langkah dalam membangun tim dengan menunjuk Pirlo sebagai pelatih. Pirlo belum punya pengalaman melatih klub setelah UEFA menerima tesisnya berjudul “The Football I Would Like” itu. Tapi apa yang dilakukan manajemen merupakan keberanian yang kini makin asing kita temukan. Pirlo laiknya Yukio Mishima bersama para muridnya yang menyerbu sebuah pos militer di jantung Tokyo. Berbuah kematian, namun keberanian itu selalu diingat dan menjadi amaterasu baru bagi anak-anak muda.

Pavel Nedved bukan gelandang pengangkut air, Pak. Nedved gelandang serang seperti Chiesa yang bisa diposisikan di area sayap. Lalu benteng kokoh itu bukan Cannavaro-Thuram melainkan Paulo Montero, Ciro Ferrara, Mark Iuliano, dan tentu saja Gaetano Scirea. Googling boleh kok Pak. Juventus menjadi Raja tidak kenal era. Raja tetap raja, hanya saja kerap dikhianati para bawahannya, Inter Milan misalnya.

Dok Wikipedia

Permainan juve musim ini beda jauh dengan Inter Milan. Di tangan Conte, Inter cukup atraktif. Conte memang sosok yang sangat bisa memanfaatkan pemain. Sebut saja pemain-pemain buangan seperti Lukaku, Ashley Young, Alexis, Darmian dan Hakimi, mereka benar-benar menjelma menjadi pemain-pemain kunci yang dapat bekerja sama dan mendukung duet maut Lautaro dan Lukaku.

Antonio Conte, sekali lagi adalah legenda Juventus. Kekayaan taktiknya diturunkan Marcello Lippi dan Carlo Ancelotti saat melatih Juventus. Paragraf itu membuktikan bahwa benar adanya, tanpa DNA Juventus, Inter masih jadi anak bawang di Serie A.

Mas Tukang Kebun yang berbahagia, tolong jangan ungkit-ungkit lagi tentang luka lama juve yang bertajuk Calciopoli. Ini aib lho, hehe. Inter bukan merampok gelar Scudetto Juventus, tetapi mendapatkan gelar tersebut berdasarkan keputusan hakim yang sejak 2004 menginvestigasi kecurangan juve di Serie A.

Saya yakin skandal itu aib untuk Inter Milan. Pak Teguh takut menerima fakta bahwa Inter juga terlibat dan pantas dihukum jauh lebih berat. Apalagi tahun 2011 lalu Kepala Penyelidik FIGC untuk kasus Calciopoli, Stefano Palazzi, juga memberikan bukti keterlibatan Inter namun ‘puff’ menguap begitu saja. Oh iya, Pak, Palazzi ini yang menginvestigasi, bukan hakim.

Jangan percaya Moggi karena dia hidung belangnya juve. Pintar mengotak-atik dan mengatur taktik supaya Juve selalu menjuarai liga. Jadi sudah sangat jelas dan nyata kalau Juve memang curang, untung hanya terdegradasi ke Serie B, bukan dilarang berkompetisi di liga manapun. Sudah akui saja kalau Juve saat ini bukan lagi raksasa melainkan hobbit yang hobinya bikin sensasi dengan mendatangkan pemain-pemain mahal.

Hidung belang itu istilah yang kerap disematkan pada laki-laki yang suka main perempuan. Sementara Moggi laki-laki setia. Oh iya, tahun 2015 lalu, Forza Italian Football menuliskan berita yang membuat para pembenci Juventus terdiam. Mahkamah Agung Italia mengeluarkan putusan final atas kasus Calciopoli yang terjadi tahun 2006. Luciano Moggi dibersihkan dari dua tuduhan penipuan olahraga dalam kasus Calciopoli. Moggi juga dibersihkan dari konspirasi melakukan kejahatan bersama mantan direktur olahraga Juventus Antonio Giraudo. Jadi, perlu bukti apa lagi?

Liga Italia harus berterima kasih pada Juventus yang suka mendatangkan pemain mahal. Gianluca de Marzio, pengamat sekaligus jurnalis olahraga dalam Calciomercato melaporkan data bahwa sejak Juventus mendaratkan pemain bintang Serie A kembali mendapat publisitas besar di dunia. Bahkan pamor klub-klub Italia sampai ke kasta terendah membesar. Sementara apa yang dilakukan Inter Milan? hanya satu: mengekor Juventus.

Mengenai pertandingan hari Minggu kemarin, Inter memang bukan mengejar kemenangan, toh kalahpun masih menjadi juara, untuk apa capek-capek memenangkan pertandingan. Sebelum permainan dimulai Conte sempat Whatsapp saya, dia bilang “kita ngalah aja ya, supaya perebutan tempat kedua lebih seru” saya hanya menjawab siappp boss..haha.

Paragraf terakhir ini tidak usah ditanggapi karena bukti delusional sesaat. Jadi, balasan Pak Teguh dalam tulisan kemarin sangat tidak menyakitkan. Jauh lebih sakit cubitan bayi berusia enam bulan. Hihihihi.



Genre: Nonfiksi

Tema: olahraga