Sawadikap! Nonton Piala Eropa dari Thailand

Teguh Budi Utomo

Dok.Wikihow

Gegap gempita Piala Eropa mulai terasa sejak awal tahun 2021. Beberapa teman seperjuangan seperti Pak Wiwin sang pengagum setan merah, Pak Tonggo si Liverpudlian, dan Pak Anggi pengagum Persikabo mulai cerewet tentang tim unggulannya via grup Whatsapp. Mereka saling tanya negara mana yang  juara.

Biasanya setelah setelah selesai babak penyisihan kami beralih profesi jadi peramal, menebak negara mana yang juara. Aku mendukung Perancis karena dihuni banyak pemain bintang. Mereka ada di tiap lini, dari belakang, tengah, sampai depan. Pelatihnya juga eks pemain bintang di Juventus era 90an.  Semoga saja Perancis mampu mengulang kesuksesan tiga tahun lalu, saat menggondol gelar juara Piala Dunia. 

Namanya penggemar bola tentu saja selalu menonton pertadingan walau bukan tim kesayangannya yang main. Pas tim kesayangannya main, hemmhh semua kerjaan sudah pasti ditinggal. Siapkan cemilan dan kopi hangat lalu pantengin TV sampai laga bubar.  Tetapi Piala Eropa tahun ini agak hambar. Tidak ada nonbar sama sekali. Beda jauh dengan gelaran sebelumnya.

Kesedihan bertambah ketika TV di rumah tidak bisa dipakai nonton bola. Padahal antenaku parabola, tapi tidak bisa nyaut siaran bola, menyebalkan sekali. Beginilah derita pecinta bola yang tinggal di desa. Untuk mendapat siaran UHF tentu sangat sulit, terpaksa beli TV parabola. Tapi siaran bola yang ditayangkan di stasiun televisi selalu diacak atau disensor. 

Tapi kami tidak kehabisan akal. Kami putar payung parabola agar bisa menangkap siaran dari luar negeri yang menayangkan Piala Eropa tanpa disensor. Ada PPTV Thailand yang tahun ini menayangkan. Walaupun bahasa komentatornya kami tidak mengerti tapi tetap saja seru dan bisa berteriak  ketika gol. Sawadikappp….



Genre: Nonfiksi

Tema: Sepakbola