Melawan Monster di Dimensi Lain

Rafael Kaleb

Dok.recommendmeanime.com

Suat hari tiga sekawan: Kamir, Kumir dan Kasir pergi bermain ke rumah Kumir. Ayah dan ibu Kumir sedang tak ada di rumah dan mereka ingin bebas bermain.

“Ayo kita bermain ninja-ninjaan. Kau punya sarung kan?” tanya Kamir kepada Kumir. 

“Ada dong, tapi di kamar ibuku. Tunggu ya aku ambil dulu.” Jawab Kumir bergegas masuk kamar orang tuanya. 

Saat mencari sarung yang mereka butuhkan di dalam lemari, tak sengaja Kumir menjatuhkan sebuah peti kecil. Dia menunjukkan peti tersebut kepada teman-temannya. Dengan hati-hati Kumir membuka peti kecil itu di depan teman-temannya. Sedetik kemudian wajah mereka disepuh cahaya menyilaukan yang keluar dari peti tersebut. Angin tiba-tiba datang, menerbangkan lalu menyusutkan tubuh mereka. Tiga sekawan itu terhisap ke dalam peti tersebut.

Mereka tiba di sebuah hutan lebat. Seorang pangeran berkuda yang tubuhnya ditutupi daun datang menghampiri mereka. Ternyata mereka terlempar ke dimensi lain. “Akhirnya kalian datang juga. Kami membutuhkan bantuan kalian.” Pangeran tersebut langsung membawa Kamir, Kumir dan kasir yang masih kebingungan. 

Di sepanjang jalan Pangeran tersebut ceritake tiga sekawan itu tentang maksud perkataannya di awal pertemuan. Desa mereka diserang binatang buas. Pengawal dan kesatria kerajaan tidak berdaya sampai akhirnya seorang sesepuh desa  meramalkan akan ada pahlawan yang menolong desa ini yang muncul di tengah hutan. Para tetua desa itu sebenarnya kuat tapi tubuh mereka tak bisa lagi menampung kekuatan turun temurun itu. Begitu juga tubuh pengawal dan kesatria kerajaan.

Penjelasan pangeran malah makin membingungkan tiga sekawan itu. Bagaimana mungkin anak-anak yang baru berusia dua belas tahun bisa melawan predator ganas. Ketika melihat anjing liar saja mereka kocar-kacir.

“Begini Pangeran, kami ini sebenarnya tersesat dan tidak punya kekuatan apa-apa untuk melawan apa itu tadi, predator.. ya predator. Kami justru minta bantuan pangeran bagaimana cara kami untuk bisa pulang?” jawab Kamir dengan wajah polosnya. 

Pangeran dan para prajurit saling memandang dan berbisik satu sama lain. “Kalian tidak perlu merendahkan diri. Kalian akan diberi kekuatan dari tetua desa,” jawab pangeran yang langsung disetujui Kamir. Jawaban itu membuat dua orang teman Kamir mengela napas.

Para tetua desa tak banyak bicara ketika bertemu tiga sekawan itu. Setelah memberi mereka makanan dan air, tetua menggelar upacara untuk memberi tiga sekawan kekuatan. Kamir mendapat kekuatan membesarkan otot dan tubuhnya. Kasir,secara ajaib mengeluarkan api dari mulutnya, dan Kumir bisa bergelantungan di mana saja. 

Dengan kekuatan yang dimiliki kini mereka jauh lebih berani dan percaya bak pahlawan. Mereka pun pergi ke kerajaan dan bertarung dengan predator buas itu. Untuk bisa melawan predator itu, Kamir membesarkan tubuhnya dan bertarung dengan tangan kosong. Kasir dengan kekuatan apinya menyerang predator tersebut namun semburan apinya selalu meleset. Kumir langsung punya ide untuk menggendong tubuh Kasir dan membawanya untuk bergelantungan agar bisa menyembur api ke arah predator.

“Kulit predator ini tebal sekali, sampai habis api dari mulutku pun belum tentu bisa terbakar dia.” Keluh Kasir yang sudah kelelahan. 

Kamir yang masih bertarung juga sudah mulai kelelahan. “Kita harus cari kelemahannya. Satu-satunya bagian yang lemah hanya di mata. Ya, kita serang matanya. Kamir, kau harus bisa melilit predator itu, hati-hati jangan sampai tergigit. Dan aku akan menggendong Kasir ke atas pohon. Setelah posisinya tepat, Kau kasir langsung sembur matanya.” usul Kumir mengatur strategi. Mereka semua setuju.

Dengan aba-aba yang diberikan, Kamir berhasil mengangkat tubuh predator dari belakang. Kumir bergegas mengangkat Kasir ke atas pohon. “1..2..3.. SERANG!!!” teriak Kumir kepada Kasir. Kasir langsung menembakan semburan api dari mulutnya tepat pada mata predator ganas itu. Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya predator buas itu tak berdaya dan terkulai lemah. Mereka berhasil mengalahkannya.

Pangeran yang menyaksikan pertarungan itu bersorak sorai karena berhasil meraih kemenangan. Mereka akhirnya terbebas dari ancaman predator jahat yang selama ini mengganggu dan merusak desa mereka.



Genre: Fiksi

Tema: Action