Tidak Ada Kata ‘Putus’ Hari Ini

Grace Chelda

Dok Wikihow

Pagi hari yang cerah itu aku berangkat sekolah dengan Salsa, sahabatku. Wajahnya cemberut. Aku bertanya pada Salsa kenapa dia jadi pendiam sekali hari ini. Dia jawab sedang sakit gigi. Ah lega sekali mendengar jawaban Sasa karena mulanya aku pikir aku melakukan kesalahan yang membuatnya marah.

Lonceng tanda istirahat sekolah bunyi kencang sekali. Kami berhamburan ke luar kelas untuk makan. Salsa menemaniku makan. Dia cuma bisa melihatku menyunyah aneka bekal yang disiapkan orangtua, kasihan sekali.

Di momen sedih itu teman-teman yang lain bergabung dengan kami. Eh, mereka menanyakan hal yang sama denganku. Mereka kira Salsa marah dan baru lega ketika mendengar jawabannya.

Bulan Agustus kemarin kami berulang tahun. Salsa dan aku sama bulan ulang tahunnya. Salsa lebih dulu lahir ke dunia, aku menyusul beberapa hari kemudian. Jadi kami waktu itu berencana tukar kado di hari yang sudah ditentukan. Namun ada tragedi, kami bertengkar hebat satu hari setelah ulang tahun Salsa.

Kami sempat diam-diaman tetapi saat mendekati hari tukar kado kami teguran lagi. Aku bilang, “Sa, besok temui aku ya” lalu hanya dijawab dengan kata ‘Ya’ saja. Tidak kurang tidak lebih. Aku sudah pasrah, mungkin dia sangat marah sehingga tidak sehangat dahulu. Aku menulis surat untuk Sasa lalu aku letakkan di bawah kado yang aku siapkan untuknya.

Pertemuan kami cukup singkat sekaligus sedikit kaku. Setelah bertukar kado kami langsung pulang. Kado Salsa cukup besar, seukuran kotak jam meja. Banyak barang di dalamnya, aku tarik satu-satu. Ada gelang, bando, pena, jam tangan, dan kartu ucapan ultah. Di dalam kartu itu Salsa menulis tidak ingin persahabatan kami putus. Ya Tuhan, aku senang sekali karena isi suratku pun sama. Aku senang sekali karena tidak ada kata putus hari ini.

Setelah momen itu persahabatan kami makin erat dan hangat, bahkan sampai sekarang.



Genre: Nonfiksi

Tema: Persahabatan