Sartini
Mendengar kata libur tentu ada kebahagiaan tersendiri bagi setiap orang. Sebab setiap orang punya berbagai keinginan yang telah direncanakan. Misalnya pulang kampung, berkunjung ke tempat saudara, jalan-jalan ke tempat wisata, atau sekedar rebahan di rumah saja seperti saya.
Pagi itu kami sekeluarga sedang melihat siaran berita di televisi tentang bencana alam yang melanda Indonesia dan negara tetangga. Ada yang kena musibah banjir, longsor, angin puting beliung, sampai gempa bumi. Tampaknya dunia memang sedang tidak baik-baik saja.
Di tengah keprihatinan itu anak saya, Maicha, menangis sesegukan. Melelehnya air mata seperti mewakili perasaannya yang dalam. Mulanya saya pikir dia sedang berselisih paham dengan kakaknya. Usut punya usut ternyata dia sedih dengan kabar dari televisi.
Dia membayangkan rumahnya terendam air sehingga tidak bisa sekolah dan tidak bisa ke mana-mana. Dia bilang termasuk anak beruntung sekaligus bersyukur dengan keadaan di rumah. Walau Agricinal diguyur hujan deras terus menerus, rumah kami tidak kena banjir seperti di televisi.
Syukur adalah kata ampuh dan mujarab untuk segala hal. Dengan bersyukur tentu kita akan lebih bisa menikmati segala pemberian yang diberikan Tuhan. Sedih dan senang setidaknya harus disyukuri dengan cara terbaik yang kita punya.
Genre: Nonfiksi
Tema: Liburan