Isabel
Aku tidak berani lagi melawan nasihat dan perintah Ibu. Kalau Ibu menyuruh ke warung beli bumbu atau kerupuk, aku langsung berangkat. Saat Ibu menyuruh mandi, secepat kilat aku menuju kamar mandi. Aku sudah kapok melawan nasihat dan perintah Ibu.
Saat aku melawan perintah Ibu, Tuhan sepertinya marah. Waktu itu aku pernah tidak mendengarkan nasihat Ibu yang kalu aku tidak boleh main sampai sore banget. Aku cuek waktu disuruh Ibu masuk ke rumah karena hari sudah senja. Pas disuruh mandi aku juga enggak mau. Pokoknya hari itu setiap perkataan Ibu aku tidak pedulikan.
Saat malam hari, perutku sakit sekali. Kepalaku ikut pusing. Cenut..cenut begitu. Makin malam makin sakit, rasanya kepala jadi besar seperti Dinosaurus. Wajahku juga kelihatan jelek: tembam dan pucat saat becermin. Aku tidak bisa tidur sampai pagi.
Ibu jadi orang pertama yang tahu kalau aku sakit lalu mengirimkan surat izin ke sekolah. Ibu juga menguruti badanku di tempat tidur. Sambil mengurut, Ibu bilang kalau penyebab aku sakit adalah karena melawan perintah orang tua.
“Makanya, jangan suka melawan perintah Ibu, makanya kamu pusing dan sakit perut,” kata Ibu sambil mengurut lalu aku langsung minta maaf.
Eh, ternyata habis diurut dan minta maaf, sakit perut dan pusingku langsung hilang. Aku segar lagi. Wah aku terkejut kok bisa pusingku langsung sembuh. Berarti penyakit pusing dan sakit perut itu gara-gara melawan perintah Ibu. Aku tertawa setelahnya karena baru tahu ada jenis penyakit yang sebabnya melawan perintah Ibu. Jadi jangan sekali-sekali melawan nasihat dan perintah Ibu ya kalau tidak mau pusing dan sakit perut.
Oh iya, aku ada pesan dan tips untuk kalian yang sedang sakit. Jangan lupa tertawa dan bersyukur saat sakit karena itu adalah rajanya obat. Lawan rasa sakit dengan hati gembira. Kalau memasang wajah gembira, pasti Ibu atau keluarga yang menemani kita tidak jadi sedih. Masa mau membikin orang yang kamu sayangi sedih? kan tidak.
Isabel
Kelas IV SD
Genre:
Tema: