Bukti Kecamatan Putri Hijau (Putau) Itu Tidak Kampungan

Eka Widyaningsih

Salah satu tempat di Putri Hijau dengan penamdangan indah (Foto: Sodian Rafflesia)
Salah satu tempat di Putri Hijau dengan penamdangan indah (Foto: Sofian Rafflesia)

Hai, nama saya Eka Widyaningsih, dari SMA 1 Putri Hijau Bengkulu Utara. Saya akan memperkenalkan kecamataan Putri Hijau yang saya banggakan kepada pembaca Nyalanya. Kecamatan tetangga hanya tahu Putri Hijau hal jeleknya saja, padahal banyak hal baik di sini. Contohnya saja lingkungan dan flora fauna yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Tidak kalah indah dengan Jawa atau Bali. Apa yang dikisahkan dalam tulisan ini dari observasi saya sendiri lho.

Sebelum masuk cerita, saya mengakronimkan Putri Hijau jadi Putau biar keren dan tidak dibilang kampungan (Sebal sekali dengan orang-orang yang menyebut nama kecamatan ini kampungan, Huh!). Jadi dalam hasil observasi ini Putri Hijau saya sebut Putau.

Di Putau alamnya indah. Coba main ke Desa Karya Jaya. Desa yang punya sawah luas di Putau ini punya hasil panen melimpah yang mencukupi kecamatan dan daerah tetangga. Udara di Karya Jaya sangat sejuk dan asri. Keindahannya tidak kalah dengan sawah-sawah di Pulau Jawa. Keindahan lain bisa ditemukan di Pantai Kakap. Ini surga dunia lho dengan pasir putihnya. Ombaknya juga bagus. Datang ke sana enggak perlu khawatir kepanasan karena banyak pohon yang bikin sejuk. Apalagi pantai ini dekat dengan tambang batu bara yang punya tebing strategis melihat matahari tenggelam. Romantis pokoknya.

Di Putau juga ada Monumen Nasional yaitu Monas yang penuh dengan sejarah. Banyak yang bilang itu Monas KW, enggak apa-apa karena saya yakin ada makna sendiri di tiap monumen yang ada di Indonesia ini. Monas Putau dekat dengan desa K4 yang punya hamparan alam indah juga. Itu baru sejumlah tempat yang indah di Putau, sekarang kita lihat potensi dan flora faunanya.

Nah, di Putau ini persoalan sampah belum bisa dibilang baik. Ada saja sampah yang berserakan, misalnya di Pantai Bahari. Pantai ini sering dikunjungi wisatawan. Sayangnya sekarang lingkungannya kotor. Banyak daun pohon yang gugur seperti Sakura di Jepang. Ada juga banyak pohon tumbang. Pasti ini ulah manusia dan suatu hari para manusia itu harus bertanggungjawab sudah bikin pantai rusak.

Lingkungan di Putau sebenarnya punya tingkat polusi yang buruk. Banyak mobil batu bara lalu-lalang. Debunya bersatu dengan debu proyek jalan. Namun semua itu akan berlalu karena setelah jalan diperbaiki Putau akan bebas dari polusi.

Taman Wisata Alam Seblat Bengkulu Utara (Foto: Sofian Raflesia)
Taman Wisata Alam Seblat Bengkulu Utara (Foto: Sofian Rafflesia)

Putau jadi kecamatan yang punya hasil ikan berlimpah. Ikan Kemukus di Putau sekarang ini lagi cetar membahana di seluruh Bengkulu. Warga saja lomba-lomba mau mengambil ikan itu. Kalian tentu ingat Gajah bernama Bona kan?. Kisah gajah ini menggemparkan dunia saat asal-usulnya terkuak. Sekarang Bona sudah jadi gajah gagah yang punya daya tarik. Pemerintah pun melindungi Bona dengan Undang-Undang. Bukan cuma gajah lho, banyak lagi fauna yang dirawat orang-orang baik hati di Putau.

Flora Putau yang sekarang lagi nge-hits adalah Pohon Cemara. Warga Putau berinisiatif menanam Cemara di pantai setelah banyak yang tumbang karena ulah manusia. Anak-anak muda Putau juga ikut menanam Cemara membantu orang tua mereka.

Dari pesisir kabar tanam menanam ini langsung menyebar ke pusat Putau. Ibu-Ibu PKK di banyak tempat di Putau sekarang juga sedang berebut menanam bunga di zona umum. Hebat kan Putau sekarang. Selain kaya wisata alam, flora, dan fauna, warganya juga kreatif sekali. Mereka ingin mengubah Putau dari kota yang sempat diremehkan ini menjadi tempat 1000 kebahagiaan.

Ayo rawat Putri Hijau sama-sama!

Eka Widyaningsih
SMAN 1 Putri Hijau Bengkulu Utara



Genre:

Tema: