Impian di Usia Senja

Nurhayati

Dulu aku hanya perempuan desa yang berpendidikan dan berpengalaman pas-pasan. Aku juga lahir dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Aku pernah punya mimpi ingin melanjutkan pendidikan ke bidang kesenian namun musnah karena kondisi ekonomi keluarga. Karena sudah putus harapan aku memutuskan untuk menikah. Namun setelah berumah tangga kehidupanku tidak jauh berbeda dengan orang tuaku, hidup serba kekurangan hingga nyaris putus asa.

Dok. Film Kartini

Aku memasrahkan hidupku saat itu. Namun, hati kecilku bilang aku tidak boleh menyerah dengan keadaan ini. Anak-anak kami nanti harus hidup dengan lebih baik dan layak. Oleh karena itu kami sepakat meninggalkan desa menuju tempat baru yang kami tinggali saat ini, Bengkulu Utara. Walau hidup di dalam kebun yang menurut orang banyak setannya, sepi, dan sunyi, di sinilah hidup baru dan perjuanganku dimulai.

Di sini aku berkenalan dengan banyak orang yang menjadi inspirasiku membangun kehidupan. Mereka adalah semangatku setiap hari. Aku sempat berpikir bahwa pelajaran hanya didapatkan di sekolah formal. Ternyata pikiranku itu salah karena selama 15 tahun aku bergaul dengan ibu-ibu sekitar, banyak ilmu yang aku dapatkan sehingga bisa aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekarang usiaku 50 tahun. Satu dekade lagi sudah 60 dan sebelum mencapai titik itu aku punya impian baru yang kini yakin bisa aku capai. Aku mau menyelesaikan pendidikan anak-anakku sampai ke tingkat sarjana agar mereka bisa hidup mandiri lalu melihat mereka berumah tangga, nahagia dengan orang yang mereka cintai. Aku ingin melihat anak-anakku sukses di sebuah rumah sederhana tempat kami menua. Terakhir aku ingin punya aset agar bisa membiayai kami saat aku di ujung senja.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga