Misti Nurasih
Perihal musik, saat ini aku terbiasa menikmatinya sambil scroll aplikasi Tiktok, melihat dunia melalui sudut pandang manusia lainnya. Kutemukan banyak hal baru di dalamnya, sebagian besar tentang canda ketabuan yang dibalut musik berbagai genre. Tak jarang juga menemukan quotes yang akhirnya kusimpan sebagai reminder.
Musik kadang memiliki kekuatan spritual yang mampu menggerakkan hati. Beberapa detik yang lalu mataku berkaca-kaca, dadaku sesak, dan meneteskan air mata saat membaca kisah nyata seorang bayi yang dipisah nyawa dari orangtuanya. Sedetik kemudian aku mentertawakan jokes tentang KPPS yang menjadi abdi negara sehari.
Selanjutnya diam lalu menerawang masa depan, membayangkan aku menjadi orang yang bisa mengubah dunia. Gejolak itu tak muncul tanpa musik yang menjadi latar tiap lakon kreator yang kutonton. Musik sendu yang menyayat hingga gempita yang menyerukan “kaulah bintangnya”.
Namun, musik tak sekental itu atau banyak terlibat dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Musik bagiku adalah suara siswa yang meminta penjelasan tentang tugas dan materi pelajaran baru. Musik bagiku serupa teriakan para murid saat merevisi tugas dan harus ditulis ulang, panggilan manja bocah kecil yang merengek mengajak bermain mobil-mobilan.
Musik bagiku adalah suara gesekan kuali dan sutil di dapur. Serupa suara merdu nan memabukkan kucing dan ayam yang minta makan. Suara tawa penuh cinta yang tak pernah kulewatkan setiap harinya.
“Musik” seperti itulah yang menemani pertarunganku menghadapi dunia. Meskipun terkesan sesepi dan sesunyi itu, bukan berarti musik tak berpengaruh banyak dalam hidupku. Musik dan lamunan menjadi hal penting tetapi tak bisa kuibaratkan. Yang jelas berjalan seiringan dengan kehidupanku sampai saat ini.
Begitulah peranan musik dalam hidupku, sekali lagi musik tak sekental itu ada di hidupku. Namun jika diperbolehkan, lagu yang bisa menjadi backsong dari tulisan ini adalah Rahasia Hati dari Element. Hehehe.
Genre: Nonfiksi
Tema: Musik