Tentang Orkestrasi Alam dan Ibu Soed

Pebri Daniel Simanjuntak

marysue128.wordpress.com

Musik merupakan kumpulan bunyi berpola dinamis yang didesain sedemikian rupa. Melalui musik kita dapat mengekspresikan banyak rasa, dari senang, sedih, bahagia, dan lain sebagainya.

Alam adalah orkestrasi musik terbesar. Melalui suara ombak yang menghantam daratan, dedaunan yang saling bergesekan, bahkan kicauan burung kutilang yang saling “kanon”, memberi tahu karya sang komposer agung.

Pertama kali datang ke Tenera, saya disambut kicauan burung kutilang yang hinggap di ventilasi sebuah kamar Guest House Sopo Uluan Agricinal. Suara yang cukup merdu menurut saya, seolah menyapa lalu mengajak memulai hari dengan suka cita.

Kicauan burung kutilang itu membawa saya ke masa kecil. Sudah lama tidak mendengar kutilang bernyanyi sejak anak- anak. Saya bersyukur di Tenera masih banyak burung kutilang, mengingat di kota Bengkulu sudah hilang tongkrongannya.

Sepanjang hari saya menikmati orkestrasi burung kutilang yang sedang menyanyikan lagunya secara “kanon”. Sepanjang hari itu pula saya mencari burung kutilang yang “mengangguk-angguk sambil berseru “trilili-lili-lilili”, dan ternyata sampai sekarang saya belum menemukan yang bisa seperti itu. Tampaknya hanya Ibu Soed yang dapat menemukan kutilang yang berseru seperti itu. Dan hanya Ibu Soed yang mampu menerjemahkan kicauan burung kutilang itu.

Alam juga dapat memberikan kita musik yang menakjubkan andai tiap orang membuka kepekaannya untuk memahami pola dan dinamika yang disajikan. Perusakan alam besar-besaran merusak sehingga mengecilkan bunyi-bunyi ajaib dari tiap makhluk hidup dan benda mati di sekitar.

Dinamika yang tersaji sekarang seperti halnya alunan musik karya komposer klasik Chopin, Nocturne no 9, minor yang romantis, menyayat relung hati  seperti pasangan yang sudah tidak menemukan ketertarikan satu sama lain.



Genre: Nonfiksi

Tema: Musik