Perkara Kacamata

Apriyanti

Dok.Wikihow

Aku punya kacamata keren. Bingkainya berwarna silver ke abu-abuan. Bentuk dan lensanya keren sehingga membuatku senang sekaligus menambah kepercayaan diri saat memakainya. Kacamataku ini ringan sehingga mudah aku bawa ke mana-mana.

Aku membeli kacamata khusus baca ini satu tahun lalu dengan harga bersahabat. Kelebihan kacamata ini banyak. Saat melirik, kacamata ini serupa kaca spion yang bisa melihat bagian belakang. Memudahkan sekali saat mengajar. Kelebihan kedua, bisa dipakai siapa saja.

Suatu hari aku dan teman-teman berlatih paduan suara di Guest House. Beberapa detik sebelum mulai bernyanyi, temanku teriak, aduh gimana nih, gak nampak not angka dan liriknya, kacamataku ketinggalan. Ia mendekat lalu meminjam kacamataku.

Setelah mendapat izinku, dan dengar gerakan yang sangat cepat kacamataku sudah berpindah ke wajahnya. Temanku itu takjub. Ia bilang tidak pernah melihat dunia seterang itu. Setelah puas berulang-ulang memakainya, akhirnya kacamata dikembalikan lalu ia minta dipesankan kacamata yang sama.

Beberapa minggu yang lalu aku ibu mertua ibadah bersama ke gereja. Saat mau menyanyikan pujian dari buku lagu, aku melihat ibu tidak memakai kacamata. Aku bingung di usia 85 tahun ibu masih bisa membaca tanpa bantuan kacamata. Ketika aku tanya, ternyata kacamatanya sudah tidak enak dipakai.

Lantas aku tawarkan kacamataku. Ibu memakainya dan responnya sama dengan temanku lalu memuji kacamataky. “Hebat sekali, kacamatamu bisa dipakek semua orang. Keren, keren,” puji ibu sambil menunjukkan jempolnya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Fashion