Preman Enggak Nyambung

Rani Permata

Istimewa

Di tempat ini dulu ada seseorang yang bercita-cita jadi preman. Fisiknya sudah menunjang cita-citanya itu. Badannya besar dan mukanya seram. Tapi dia malas untuk berlari dan menjambret. Dia hanya duduk dan nongkrong di pasar saja. Dia punya orang suruhan untuk memalak orang-orang di pasar atau menjambret.

Anehnya orang itu tidak pernah mau memalak atau menjambret sendiri. Dia iba kalau melihat orang yang uangnya diambil. Dia bisa menangis. Makanya dia selalu menyuruh orang lain untuk memalak. Setiap pulang dia beri Ibunya uang hasil memalak atau menjambret. Ibunya pun sempat bingung dari mana anaknya yang tidak punya pekerjaan bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

“Itu bukan urusan Ibu. Yang penting Ibu bisa makan dan kebutuhan rumah terpenuhi. Dari mana uangnya, Ibu tidak usah tahu. Jangan ikut campur,” jawab si anak itu.

Setiap hari dia menyuruh anak buahnya menjambret dan memalak di pasar. Semuanya takut sama anak buah si preman itu. Anak buahnya pun tak berani mengambil hasil kejahatan karena takut dipukul si preman itu. Hasil hari itu cukup besar. Dibawanya uang ke rumah lalu terkejut ketika Ibunya sudah terkapar di dapur.

Dibawanya Ibu ke rumah sakit dan kata dokter sudah kritis. Si preman yang tidak tega memalak itu menghampiri Ibunya lalu menanyai apa keinginan terakhir. Ibunya bilang kalau selama ini dia sudah tahu kelakuan si anak yang suka menyuruh orang untuk memalak orang kampung di pasar. Ibunya pun ingin si anak bertobat. Si anak pun menuruti keinginan Ibunya dan berhenti jadi preman. Sejak saat itu di pasar tidak ada lagi preman yang memalak orang-orang kampung.

Rani Permata Putri
VIII SMP Tenera



Genre:

Tema: