Maafkan Aku yang Tak Sengaja Makan Bontotmu

Lilimaryani Maryani

Dok.harianaceh.com

Namaku Naswa Cahaya Zhalika, biasa dipanggil Naswa. Aku adalah anak baik tapi entah kenapa ada yang tidak mau berteman denganku. Aku juga sering di-bully sejak TK. Kadang aku tidak kuat dengan hinaan dan cacian itu sampai Mamaku tanya kenapa Aku selalu pulang sekolah sendirian. Saat ditanya begitu Aku hanya bisa bohong ke Mama.

“Aku tadi ke perpustakaan dulu, baca buku Ma,” jawabku.

Teman-teman yang sering menghinaku mendadak baik kalau ada maunya. Misalnya saat bertanya PR atau meminjam peralatan tulis yang selalu lengkap Aku bawa dalam tas. Aku tetap membantu meski tahu kepura-puraan mereka. Aku cukup betah di sekolah karena para Guru menyukaiku. Mereka mempercayakanku jadi Ketua Kelas dan MC di beberapa acara. Aku juga punya sahabat yang selalu setia menemaniku dan memberikan semangat. Namanya Ester.

Ngomong-ngomong soal Ester, ingatanku kembali ke dua Minggu lalu saat tidak sengaja memakan makanan Bontot di kotak makannya. Nyaris saja Aku kehilangan satu-satunya sahabatku karena hal itu.

Cerita ini berawal ketika Mamaku memberikan bekal Bontot padaku. Wadah makanannya lebih besar dibanding saat Aku SD dulu, maklum karena sudah SMP, napsu makanku turut membesar. Lauknya pasti enak karena Mamaku jago masak. Aku bawa Bontot itu ke sekolah dan seperti biasa makan bersama dengan Ester. Wadah makanku dengan Ester serupa, maklum kami sahabat dekat. Setelah menaruhnya di meja, Aku mencuci tangan sedangkan Ester menuju toilet.

Ku makan bekal Bontotku dengan lahap. Lauknya ternyata enak dan sekejap masuk semua makanan itu ke perutku. Tiba-toba Ester yang datang belakangan marah karena dia bilang Aku makan Bontot-nya. Aku kaget, ternyata pas Aku periksa aku sudah kalap mata karena tidak bisa membedakan wadah makanan kami yang sama. Aku baru ingat Mama tadi masak Sambal Goreng Tempe di rumah, yang Aku makan tadi bukan itu Lauknya.

Ester sampai menangis karena aku makan Bontotnya. Mungkin karena dia (aku juga) suka makanan Mamanya. Aku langsung menawarkan Bontotku ke Ester tapi ditolaknya. Katanya tidak enak, padahal kan Mamaku jago masak. Agar Ester tidak marah lagi, dia aku kasih uang Rp5 ribu. Dia akhirnya tersenyum dan tidak marah lagi. Aku lega sekali lalu Bontot dari Mama aku makan sampai habis karena Ester tidak mau, apalagi perutku masih tersisa banyak ruang. Hahahaha…

Lili Maryani
Guru Tenera



Genre:

Tema: