Kurir Surat Cinta di Asmara Subuh

Yosi

Dok.Brilio

Aku punya banyak cerita unik saat masih berseragam merah putih, khususnya saat bulan puasa. Setelah sahur Aku dan teman-teman selalu jogging, dari rumah kami menuju Tugu Muda di depan Kantor Camat Muara Bangkahulu. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari perumahan kami. Di Tugu Muda itu banyak anak muda kumpul-kumpul juga tiap paginya. Rata-rata berasal dari kampung yang berbeda-beda tapi masih di sekitaran Tugu Batu.

Tidak banyak yang kami lakukan setelah sampai di Tugu Batu itu. Tapi kami punya kegiatan tetap saat di sana, yaitu jadi perantara Kakak-Kakak yang di sana untuk bertukar surat cinta. Maklum, karena banyak Kakak yang nongkrong di sana, pasti ada yang naksir-naksiran. Waktu itu kan belum ada HP, jadi surat deh media kenalan satu sama lainnya.

Kami sangat senang mendapat kehormatan mengantar surat-surat dari mereka. Apalagi kalau surat itu bisa kami buka lalu kami baca terlebih dulu. Soalnya tidak pakai amplop. Setelah dibaca baru kami serahkan ke Kakak yang menjadi tujuan. Saat pulang nanti kami bakal tukar cerita tentang surat-surat yang kami baca sambil cekikikan. Belakangan Aku baru tahu kalau tempat kumpul-kumpul itu namanya Asmara Subuh. Jadi saat jogging ke sana, mereka bikin istilah Jogging Asmara Subuh. Ngakak Aku…

Tapi Aku tidak pernah merasakan momen menjadi Kakak-Kakak itu yang menyuruh anak-anak jadi kurir. Soalnya sebelum aku sempat remaja sudah ada larangan Jogging Asmara Subuh di Tugu Batu. Tapi pengalaman menjadi anak kecil yang bisa membaca surat orang dewasa itu tidak terlupakan. Kalau diingat selalu bikin ngakak.

Yosi
Guru SD Tenera Bengkulu Utara



Genre:

Tema: