Cara Menjebak Pencuri Pulpen di Kelas

Eva Lisnawati Siahaan

Ayahku tergolong murid tidak mampu saat sekolah. Kemiskinan Ayah sering sekali jadi ejekan teman-temannya. Saat olahraga misalnya, dia diejek karena memakai sepatu yang sudah bolong. Maklum, karena miskin, Ayah hanya punya satu sepatu yang juga dipakai untuk pelajaran olahraga. Ayah juga sering sengaja disenggol sama teman-temannya.

Tapi kalau sudah musim ujian, mereka yang jahat berubah baik. Selama di SD Ayah selalu masuk rangking 5 besar. Teman-teman memanfaatkan kepintaran Ayah sekaligus kemiskinannya. Ayah diberi uang apabila mau memberi contekan saat ujian. Tapi Ayah tidak pernah mau memberikan contekan ke mereka yang sudah sering menyakitinya.

Dok.Conan

Nasib Ayah pernah membawanya ke situasi paling sulit. Dia tidak bisa membeli pulpen untuk belajar. Ayah pun mencuri Pulpen temannya agar bisa belajar. Tapi pencurian itu dilakukan setelah Ayah mulai berteman dengan anak-anak nakal. Teman Ayah pun melapor pada Guru bahwa kehilangan pena. Ayah jadi pucat saat Guru itu langsung menghentikan pelajaran lalu berteriak agar para siswa dan siswi di kelas mengakui perbuatannya. Suasana hening. Tak ada yang mengaku.

Guru Ayah memberikan lidi yang sudah dipotong sama panjang ke seluruh murid lalu meminta mereka menggenggamnya. Kalau lidi itu bertambah panjang setelah 10 menit dipegang maka orang itulah pencurinya. Ayahku keringat dingin mendengar perkataan Gurunya. Tanpa pikir panjang Ayah lalu memotong lidi yang digenggamnya jadi lebih pendek. Tapi sudah 10 menit lidi yang sudah terpotong itu tidak bertambah panjang. Ketika Guru memeriksa lidi di tiap murid, hanya lidi Ayahku yang memendek. Akhirnya ketahuanlah Ayahku yang mencuri lidi.

Lisnawati
SMA Tenera



Genre:

Tema: