Kenangan Gila Bareng Desi: Mendadak Bisa Naik Motor

Lilimaryani Maryani

Dok.Nona Sheladyscoot

Mengejar impian itu tidak mudah, banyak kerikil menghadang. Terjatuh kemudian bangkit lalu jatuh dan bangkit lagi. Penuh perjuangan. Namaku Bunga, Mahasiswa Ekonomi semester akhir dengan IPK 3,20. Mahasiswa masa kini dengan embel-embel pergaulan yang super wow. Menjadi mahasiswa itu susah susah gampang. Gampang kalau dosennya punya diskon tugas, berat ketika tugas itu alamak banyaknya. Tapi bersyukur semua kulewati dengan selamat.

Aku punya seorang sahabat yang super baik dan kocak. Namanya Desi. Bersama dia kulewati hari-hari selama kuliah. Suka duka bahkan untuk hal jatuh cinta kami pun berbagi bahkan tekadang jadi ajang taruhan. Kami pun sama sama menyelesaikan kuliah bareng. Sangking barengnya gilapun kami bareng. Ada satu peristiwa yang sampai saat ini selalu kuingat.

Berawal dari persyaratan melengkapi proses yudisium dan wisuda. Kala itu aku dan Desi dipanggil untuk melengkapi persyaratan kami yang kurang. Kurangnya pun sama: foto. Kami pun menghela napas berdua sembari mencari cara bagaimana supaya persyaratan ini terpenuhi. Desi melihat ke arah motor teman yang sudah butut, kemudian dia melihatku lalu mengajakku foto ke Suprapto. Suprapto maksudnya adalah jalan Suprapto sentralnya perdagangan. Kami pun akhirnya meminjam motor butut teman.

Sepanjang perjalanan perasaanku mendadak aneh.

“Desi kira-kira kamu bisa pake motor gak”? tanyaku.

“Aman,tenang-tenang sajalah Kau di belakang dan jangan lupa pegangan yang kuat,”. jawab Desi penuh keyakinan.

Aku pun sedikit tenang walau sebenarnya ada yang aneh. Kami pun sampai pada tujuan awal studio foto. Bergegas kami ganti baju, make up, dan kami pun siap untuk difoto. Alhamdulillah hasil foto kami cantik sekali secantik aslinya. Kami pulang ke kampus mengumpul foto. Dalam perjalanan pulang perasaan aneh yang yang kurasakan saat berangkat belum hilang.

“Des hati-hati ya bawa motornya anggap saja seperti bawa Krisdayanti,” kataku lalu tetawa ngekel sambil menggelitik pinggangnya.

Perbuatanku tadi hampir saja kami berdua masuk Got. Kan enggak lucu wanita cantik sekelas Krisdayanti masuk Got. Kami pun sampai di Kampus tercinta Universitas Bengkulu. Sambil menunggu antrian yang panjang seperti kereta api itu kami asyik ngobrol tentang perjalan kami. Sekali lagi aku bertanya padanya.

“Des sejak kapan Kau bisa pake motor, setahu ku Kau tak pernah naik motor,” tanyaku heran.

Dia pun menjawab dengan mata yang sedikit serius tapi lucu. Sumpah lucu banget. “Aku bisa pake motor sejak tadi kita pergi ke Suprapto,” jawabnya lalu ngakak enggak keruan.

Menurutku benar-benar tidak lucu. Pantas saja dari pergi sampai kembali perasaan tidak enak. Gila saja gimana coba kalau tadi kami kecelakaan dan kecantikan ini benar-benar hilang, apa kata dunia. Perasaan horror banget dan serem. Tapi kalau dipikir-pikir Tuhan Maha baik memberikan perlindungan kepada kami sehingga kami masih diberikan berkah kesehatan.

Lili Marliyani
Guru SMP Tenera



Genre:

Tema: