Berburu Jamur Jakos Dapatnya Kerupuk

Rita Melda

Dok.Shodomyakusfishing

Halooooo Nyalanya!. Jumpa lagi dengan saya ibu Rita Melda membawa tulisan yang menghibur pastinya, jangan bosan yah. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang kisah liburan yang baru saja berlalu tadi siang, mumpung lagi hangat (gorengan kali ah).

Saya janjian dengan Bu Depan pagi ini setelah ngobrol melalui telepon. Tiga minggu tidak bertemu cukup membuat kami sedikit merindu. Tentu pertemuan itu tidak hanya haha hihi saja. Kami menyusun rencana untuk berburu jamur jakos (jamur yang tumbuh di tandan buah kelapa sawit yang sudah direbus). Cita rasanya enak dan teksturnya yang lembuat membuat jamur ini menjadi primadona di musim hujan.

Saya menuju PKS II rumah Bu Depa mengendarai motor. Setelah cipika-cipiki ala kadarnya, kami langsung go ke tempat-tempat yang biasanya banyak ditumpuki Jakos membawa wadah plastik berukuran sedang. Entah kenapa pencarian kali ini bener-benar serius. Tanpa banyak ngobrol kami memusatkan perhatian penuh pada tumpukan jakos mencari keberadaan si jamur tapi kami sedikit kecewa jamurnya sudah habis. Tampaknya sudah dicari orang lain terlebih dulu karena kami menemukan banyak remukan jamur yang berserakan. Yaahhhh kami kalah gesit.

Setengah jam telah berlalu tapi wadah plastik hitam kami belum juga terisi jamur. Ibu Depa telepon suaminya datang. Soalnya suami Bu Depa punya jam terbang yang tinggi dalam hal perburuan jamur. Benar saja lima menit kemudian pasukan Pak Tanggang siap memasuki medan perang. Dia mengendarai motor dan membawa serta keempat anaknya, ramai sekali ada MJ, Chelsea, Dika, dan Kasih. Berburu jamur kali ini sangat seru.

Pasukan kami yang awalnya hanya dua orang bertambah menjadi enam orang menyusuri jalan becek, membongkar tandan satu persatu demi jamur yang sering kali terselip di antara tumpukan jakos. Saya yang awalnya paling semangat jadi kalah jauh dibanding mereka. Saya berkedip sedikit saja mereka sudah di jurang, saya menoleh ke belakang mereka sudah menghilang.

Perburuan kami akhiri karena sudah capek. Kami pulang membawa setengah plastik hitam isi jamur. Lumayan daripada enggak ada. Sepertinya Pak Tanggang tidak puas dengan hasil yang kami dapatkan. Dia berangkat lagi mencari jamur kali ditemani MJ dan Chelsea saja sedangkan kami beristirahat di dipan samping rumah ibu Depa. Cuaca yang panas membuat kami makin kelelahan.

Setelah satu jam berlalu akhirnya rombongan pulang. Wajah mereka terlihat kecewa karena cuma dapat satu kantong plastik kecil jamur. Tapi ada yang aneh, mereka juga menenteng satu bal plastik kerupuk ikan.

“Lohhhh kok bawa kerupuk?,” tanya ibu Depa heran.

“Ohhh itu tadi kami nemu di jalan, tergelak di tengah jalan, hutan lagi, Paling punya si penjual kerupuk, jatuh dan enggak sadar,” Jawab suami ibu Depa.

“Kenapa bapak ambil?,” tanya bu Depa lagi dengan nada yang sedikit kesal.

“Ya kami ambil lah Mak, enggak ada orang lewat kok,” jawab MJ anak tertua ibu Depa”

Meski sedikit bingung dengan tangkapan yang tidak terduga tapi berkat kerupuk kami bisa mengadakkan pesta kecil sambil tertawa melupakan kelelahan dan kesedihan tentang jamur. Suara kerupuk dan tawa kami siang itu bener-bener renyahhh. Terima kasih bapak sudah menjatuhkan kerupuk, kami makan dengan gembira.

Rita Melda

Guru TK Tenera



Genre:

Tema: