Cerita Nenek di Zaman Belanda dan Jepun

Unistri

Dok @potretlawas

Merdeka! Kata ini sangat sering dikumandangkan menjelang hari kemerdekaan Indonesia. Saya ingat di waktu kecil menjelang tidur nenek bercerita tentang penjajah baik Belanda maupun Jepang. Nenek bilang di zaman Jepun (sebutan orang di desaku untuk Jepang), orang-orang di desa sangat menderita. Ada cerita nenek yang paling kuingat, ketika mereka baru mau makan tiba–tiba datang penjajah ke desa. Saat lagi lapar–laparnya penduduk desa langsung lari ke gua berlindung dari serangan.

Bayangkan, kata nenek, sudah bersusah payah mencari bahan makanan serta mengolahnya tiba-tiba dirampas penjajah. Tapi demi nyawa dan masa depan lapar harus ditahan. Untuk bertahan hidup di hutan penduduk desa hanya memakan pisang muda dan singkong mentah. Begitu cerita nenek yang sering mengeluarkan air mata saat mengisahkannya.

Sudah 74 tahun kita merdeka. Bagaimana kita mengisi kemerdekaan di zaman sekarang? Sebagai pelajar tentunya harus belajar. Sebagai guru kita harus berjuang mengalahkan emosi demi keberhasilan siswa siswi. Sebagai warga bumi kita harus berjuang menjaga bumi ini setidaknya tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi pemakaian bahan plastik.

Oh ya tepat tanggal 17 Agustus 2019, tempat saya tinggal di Sebelat Bengkulu Utara, Sekolah Tenera dan PT Agricinal mengadakan berbagai perlombaan dan acara untuk menyambut Kemerdekaan Indonesia. Kami membuat Gapura TK, SD, SMP dan SMA lalu paduan suara, drama yang seru, dan upacara bendera. Semua kegiatan sukses besar.

Sayapun ikut memeriakan hari kemerdekaan bersama ibu-ibu PKK. Kebetulan saya ikut Rangka Alu, permainan tradisional yang sering kami mainkan saat kecil dulu. Waktu di coba susah juga ya, tangan saya sampai terinjak kaki teman. Lumayan sakit tapi tak sebanding sakitnya para pejuang dan pahlawan kita dahulu berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Taruhanya bukan kecepit tangan tapi nyawa demi Indonesia.

Unistri
Guru SD Tenera



Genre:

Tema: