Sebelum Ijazah Memisahkan Kita

Alfanny DFS and Rantika Ariandini

Tahun baru 2020 baru lewat enam menit dan masih terlalu ngantuk untuk bangun. Tapi aku paksakan melek juga untuk melakukan ibadah malam tahun baru bersama keluarga besar. Setelah ibadah selesai, kami melakukan Mandok Hata (tradisi khas suku Batak menyambut malam pergantian tahun. Masing-masing anggota keluarga bicara, berucap syukur, curhat, meminta maaf, sampai introspeksi diri).

Tahun-tahun sebelumnya aku cengeng ketika melaksanakan tradisi itu karena harus meminta maaf pada orang tua. Tapi malam tahun baru itu aku mendadak strong alias tidak menangis. Wah, aku kaget sendiri, berasa keren sekali malam itu. Setelah dua jam Mandok Hata kami kembali tidur karena paginya mau ibadah.

Usai pergantian tahun banyak yang bertanya apa resolusi tahun baruku. Resolusiku sebenarnya sederhana saja sih. Perbanyak kisah dan main bareng sama teman-teman SMA Tenera. Soalnya… tinggal hitungan bulan sudah lulus sekolah dari SMA Tenera lalu aku kuliah. Sisa waktu di SMA maunya ingin aku nikmati bersama teman-teman semua. Sesederhana itu saja.

Setelah lulus aku mau kuliah sambil kerja paruh waktu, biar bisa belajar cari duit juga. Untungnya orang tuaku manut (menurut) saja dengan keinginanku itu. Kata mereka yang penting aku kuliah.

Dan buat seluruh teman-teman seangkatanku semoga kalian bisa mengejar cita-cita, entah itu sekolah angkatan, kuliah, kerja, atau menikah. Semangat selalu gaes, entah berapa tahun lagi kita bakal reunian lengkap. Mungkin ketika saat itu tiba, kita semua sudah menjadi orang yang sukses. Mungkin sudah ada yang bawa anak atau masih ada yang terus fokus mengembangkan kariernya. Sampai saat itu tiba, mari senang-senang dulu menjadi anak SMA.



Genre: Nonfiksi

Tema: Cita-Cita