Gagal Bobo Bareng Istri dan Anak karena Corona

Ahmad Janir

Apalah arti sebuah nama, tulis William Shakespeare dalam karya sastra legendaris “Romeo and Juliet”. Andai sastrawan itu masih hidup, kiranya dia harus menanyakannya ke orang-orang Indonesia saat ini. Apa arti nama Corona yang jawabannya bakal nyaris sama: nama yang menakutkan banyak orang. Dia mengubah terang jadi gelap, ramai ke sepi, canda tawa menuju sedu sedan, merampas romantisme keluarga, dan banyak lagi.

Gratisography

Seperti itulah yang saya alami saat ini dalam keluarga kecil kami. Sebelum nama itu muncul, istri dan anak selalu menyambut saya setiap pulang kerja maupun dari kegiatan diluar lainnya dengan mesra. Ada senyuman lalu pelukan dari istri dan anak. Bahkan keseharian kami tidak lepas dari canda tawa.

Di ahir Maret kemarin keromantisan keluarga mulai berkurang. Apalagi sudah ada pasien positif di Bengkulu. Istri saya semakin cemas. Saat saya pulang kerja, tidak ada senyum dan pelukan lagi. Kehangatan itu berganti perintah untuk mandi. Pada malam harinya saya makan sendiri, tidak ditemani anak dan istri. Setelah itu kengerian sebenarnya dimulai.

Saat saya minum entah kenapa ada yang ganjil di kerongkongan. Saya tersedak air minum. Air putih yang saya telan keluar dari hidung. Rasanya tidak begitu nyaman, seperti kena flu saja. Saat itu istri langsung mendatangi saya terus bertanya, “Ayah kenapa? Kenapa tiba-tiba batuk?” Saya jawab karena tersedak air minum. Saya jelaskan bahwa pilek ini karena air yang keluar dari hidung tapi istri saya sepertinya sudah berpikir aneh-aneh.

“Ayah malam ini tidur di depan televisi aja ya. Ibu dan AbiL tidur di kamar, ibu takut nanti batuk ayah menular. Enggak apa-apa kan, kita antisipasi,” jawab istri saya.

Ya Tuhan… Tidak biasanya istri saya seperti ini. Saya merasa sangat sedih begitu ngerinya nama Corona sehingga membatasi segalanya bahkan malam ini saya tidak bisa berada di samping anak dan istri. Sedih…….



Genre: Nonfiksi

Tema: Covid-19