Untuk Pak Teguh dan Bu Rita, Jangan Sampai Saya Akali Dua Kali

Anggi Saputra

Dok Wikihow

Tahun 2018 momen pertama saya ikut bermain drama bareng Pak Wiwin, Pak Teguh, dan Pak Tonggo 2018. Saya berperan sebagai seorang pahlawan yang salah satu adegannya disiksa penjajah yang diperankan Pak Wiwin. Saya menikmati peran ini, soalnya masih baru coy jadi belum berani agak melenceng atau menolak tugas, apalagi melihat sutradara yang selalu marah-marah megawasi kami latihan.

Tahun 2019 saya dapat peran penjajah. Saya akan menyiksa Pak Ferry yang mendapat peran pahlawan. Kala itu tahun pertama Pak Ferry ikut bermain drama dengan guru-guru Tenera. Mungkin sengaja dibuat oleh sutradara Bu Rita bahwa newbie wajib dapat peran yang disiksa. Waktu itu Pak Teguh juga dapat peran enggak enak, dia harus disiksa Pak Wiwin. Bagus kali ya nasib Pak Wiwin, apa dia kerjasama dengan Bu Rita sang sutradara?

Melihat situasi ini akal bulus saya bekerja. Saya usul ke Pak Teguh  bertukar peran dengan Pak Ferry. Saya kemukakan alasan jika Pak Ferry beradu peran dengan saya akan kurang greget karena masih sama sama guru baru. Akhirnya Pak Teguh setuju lalu saya dapat peran untuk menyiksa Pak Teguh sedangkan Pak Wiwin dapat peran menyiksa Pak Ferry.  Gampang juga menghasut Pak Teguh padahal itu cuman alasanku saja biar menyiksanya.

Tahun ini saya sangat menantikan pembagian peran yang akan dibacakan oleh sutradara. Saya berharap beradu akting dengan Pak Wiwin yang nantinya akan disiksa. Namun apa daya keadaan memaksa kami tidak mengadakan kegiatan drama. Memang Pak Wiwin adalah orang yang beruntung, saya sangat setuju dengan usulan sutradara dalam kolom komentar tulisan Pak Tonggo bahwa tahun depan jika perlu ada adegan yang lebih seram. 

Saya request yang disiksa adalah penjajah yaitu Pak wiwin kalau enggak ya Pak Tonggo biar dia juga merasakan bagaimana sensasi ditendang, jangan cuman berada di zona nyaman. Musik biar Pak Kusman yang ambil alih. Jangan dibalik lagi ya Bu Sutradara karena terkadang Bu Rita dan pak Wiwin ini orangnya sebelas dua belas mungkin satu perguruan. Saya berharap Covid 19 akan segera berlalu biar kami bisa beradu peran lagi dengan mereka.



Genre: Nonfiksi

Tema: sekolah