Surat Protes untuk Orangtua

Anonim

Orang Tua
Dok.Wikihow

Sejak kecil kita diarahkan memilih profesi atau cita-cita. Pilihan kita biasanya datang berdasarkan kesan pertama terhadap profesi itu. Misalnya, seorang dokter terlihat berwibawa saat melayani pasien. Dokter itu cakap saat menjawab pertanyaan pasien. Citra itu pasti terekam kuat dalam kepala anak-anak sehingga banyak yang ingin menjadi dokter saat dewasa nanti.

Namun, setelah lulus SMA kita akan menghadapi realita yang barangkali menyedihkan. Keuangan orangtua dan keadaan keluarga kadang membuat kita mengubur cita-cita. Anak harus memahami keadaan keluarga, dipaksa mempertimbangkan berbagai hal. Padahal waktu sekolah anak hanya disuruh rajin belajar tanpa diajari bagaimana menjalani kehidupan.

Orangtua itu banyak macamnya. Sebagian besar mengarahkan anak sesuai kehendak mereka. Dengan kata lain membentuk anak menjadi versi kecil mereka sendiri.

Pubertas menjadi titik rawan hubungan anak dengan orangtua. Sebab si anak akan menemukan cita-cita, cinta, bahkan pandangan lain tentang dirinya sendiri yang kadang bersebelahan dengan ayah dan ibu. Itulah sebabnya banyak masalah dengan orangtua saat anak mulai puber. Kadang masalah yang datang menyebabkan pertengkaran panjang.

Dunia mewariskan banyak ide pada hubungan orangtua dan anak. Salah satunya ide bahwa anak harus patuh sama orangtua. Kalau mereka mau anak jadi polisi ya harus jadi polisi. Padahal orangtua tidak selalu benar. Patuh karena terpaksa dengan patuh karena hormat itu dua hal yang berbeda. Namun apapun motifnya, dunia memang mengajarkan agar anak patuh sama orangtua. Seharusnya ada dunia di mana pendapat anak harus didengar karena tiap anak berbeda.

Anak di masa puber belum bisa mengatur emosinya. Anak juga belum dibekali dengan ilmu agama dan sosial yang baik. Di masa-masa itu, pundak kawan adalah tempat teraman sekaligus ternyaman dibanding orangtua. Anak bebas cerita dengan teman-temannya karena tidak dibalas semburan marah. Teman bisa diajak bicara apa saja, termasuk cita-cita. Dengan teman membahas cita-cita bisa ke mana-mana, bukan formalitas, sekadar basa-basi untuk mengajak anak bicara.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga