Adikku Diculik Makhluk Halus

Farel

Dok.Wikihow

Namaku Farel Ozil, sekarang kelas 7 B SMP Tenera. Aku anak ke-2 dari empat bersaudara. Orangtuaku bekerja di PT Agricinal, bidang transportasi. Sejak kecil aku suka berkawan dengan siapapun. Sampai sekarang temanku sangat banyak. Merekalah yang membantu keluarga kami ketika adikku hilang secara misterius.

Cerita ini bermula ketika adikku main tidak ingat waktu. Saat azan maghrib berkumandang dia belum pulang. Adikku pamit main bersama teman-temannya. Ternyata adikku melakukan hal yang tidak baik, mengambil kelapa tetangga bersama teman-temannya. Saat itu dia ketahuan seorang warga sehingga takut pulang karena pasti dilibas bapakku.

Saat azan maghrib itu aku disuruh mencari adikku. Aku kelilingi Afdeling (semacam komplek perumahan) Dua tetapi tidak menemukannya juga. Aku pulang ke rumah dengan putus asa lalu aku ceritakan pada orangtua. Bapak menyuruh kami tenang lalu bilang adikku pasti segera pulang.

Namun ketika hari sudah gelap adikku tidak pulang juga. Bapak mulai cemas lalu ikut mencari. Aku panggil teman-temanku agar ikut membantu melacak adikku. Kami mulai mencari. Tiap kolong rumah kami senteri, siapa tahu adikku sembunyi di sana tetapi tidak ketemu juga. Bapakku juga mengerahkan banyak massa, warga dari dua perkampungan bergabung untuk mencari adikku tetapi hasilnya nihil. Ibuku terus menangis di rumah. Syukurlah ada keluarga dan tetangga yang menenangkannya.

Ketika sudah mulai putus asa, papa menemui Wak Sohidi, orang “pintar” di kampung kami. Kata orang-orang tua, Wak Sohidi sudah berpengalaman mencari orang hilang, terutama anak-anak yang kabarnya diculik Wewe Gombel. Bapak mulai tenang mendengar penjelasan Wak Sohidi, katanya adikku disembunyikan makhluk halus. Dia akan ditemukan jam sembilan malam di sekitar rumah kami.

Lima menit sebelum jam sembilan malam, kami mulai mencari lagi. Seorang kawan bapak berteriak karena menemukan adikku di kolong rumah kami. Bapak dan orang-orang datang. Bapak menarik adikku lalu membawanya masuk ke dalam rumah. Wajah adikku pucat seperti mayat. Pelukan ibuku lalu segelas air putih hangat secara ajaib mengembalikan wajahnya seperti sedia kala.

Kata adikku dia dibawa terbang sosok menakutkan lalu disembunyikan di bawah kolong rumah kami. Dia tahu banyak orang yang mencarinya tetapi mulutnya seperti dibungkam dengan sesuatu. Itulah cerita horor tentang adikku yang selalu membuat bulu kuduk merinding.



Genre: Nonfiksi

Tema: Misteri