Nindya Aryani
Aku mau main ke kota, kumpul sama teman-teman yang beda kabupaten. Namun, baru seperempat perjalanan datang badai sehingga aku putar balik ke desa. Mulanya aku mau nekad melanjutkan perjalanan, tetapi mengingat aku naik motor sendirian lalu badai semakin kencang ada baiknya menunda dahulu.
Keesokan harinya cuaca cerah sehingga aku melanjutkan perjalanan lalu bertemu teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa. Kami melepas rindu seperti para remaja (ups sepertinya sudah tidak remaja lagi hehe) kebanyakan: jalan-jalan, mengunjungi pameran seni, mencicipi makanan terbaru yang sedang viral lalu menikmati senja di pantai panjang.
Selama di kota aku juga menyempatkan waktu kut kursus kecantikan yaitu lash lift, metode mempercantik mata dengan mengangkat bulu mata sehingga bervolume dan tampak tebal dengan bahan alami. Yaap, mengikuti kursus adalah salah satu cara untuk tetap produktif saat liburan.
Setelah menjalani aktivitas yang menghabiskan uang tidak sedikit, kesialan datang. Coopy, panggilan kesayangan untuk motorku, ngambek, tidak mau jalan. Huft.. aku agak sedikit kesal tapi mau bagaimana lagi. Aku bawa dia ke bengkel dan setelah diperiksa ternyata ada beberapa bagian perlu diganti.
Nota bengkel nyaris bikin kejang karena jumlah yang harus dibayar cukup besar. Jauh lebih besar dari jajan tuannya. Karena momen itu aku memutuskan untuk mempersingkat liburan di kota lalu kembali ke rumah. Cuanku menipis. Namun aku tidak lupa membeli oleh-oleh untuk adikku.
Namun sial datang lagi. Di tengah perjalanan pulang Coopy ngambek lagi. Hampir saja aku ditumbur mobil karena remnya Coopy terkunci sehingga berhenti tiba-tiba. Beruntung aku masih selamat. Akhirnya sekali lagi aku mengajak si Coopy jajan beli rem baru.
Apakah liburannya dapat melepas penat? Tentu saja, terlepas dari permasalahan si Coopy yang suka ngambek tapi aku sangat menikmati dan bersyukur untuk liburan ini. Semoga saja liburan selanjutnya tidak banyak menguras dompet.
Genre: Nonfiksi
Tema: Liburan