ITO

Apriyanti

Wikihow

Perjalanan mulanya menyenangkan. Aku dan keluarga bergembira dalam mobil yang akan membawa kami ke rumah nenek. Kami tidak jenuh meski sudah menempuh perjalanan satu hari satu malam. Bahkan menikmati tiap tempat yang kami singgahi untuk beristirahat.

Namun, setelah mobil melahap tikungan tajam, masalah datang. Ban mobil hampir lepas sehingga harus diperbaiki. Sayangnya tidak ada peralatan yang memadai. Tidak ada rumah penduduk, sisi kanan kiri jalan hutan lebat.  

Aku dan suami menelepon teman untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada yang bisa membantu. Anakku berinisiatif melambaikan tangan di pinggir jalan agar mobil yang lewat mengurangi kecepatan lalu berhenti membantu kami. Aku ikut melambaikan tangan juga.

Upaya kami berhasil. Sebuah mobil pick up berhenti. Seorang bapak dengan wajah sedikit seram mendekati kami. Awalnya kami takut sekaligus cemas dibegal atau dirampok. Setelah mampu menenangkan diri, aku juga mendekati bapak itu lalu mengajaknya salaman. Ia menyambut uluran tanganku.

“Selamat petang Ito (panggilan abang atau adik dilihat dari siapa yang tertua). Aku saudaramu, Ito,” kataku sok kenal.

Basa-basiku membuatnya tertawa. Bukan tawa mengejek karena wajahnya terlihat senang dengan.

“Iyalah saudara, dari adam dan Hawa hahahahaha.”

Aku terkejut mendengar suaranya yang besar.  Aku ajak ngobrol bapak tersebut dengan basa-basi standar.  Apa marganya dan ibunya. Lah, ternyata benar kami bersaudara karena marga ibuku sama dengan bapak itu.

Setelah cukup cair aku minta bapak itu membantu kami membenarkan mobil. Bapak itu segera megambil peralatan, dari kunci, tang, kaki tiga, pokoknya mobilnya itu lebih tepat dibilang bengkel mini. Nyaris semua peralatan ada, terkumpul dalam satu kotak. Mulailah ia bergerak memperbaiki baut ban mobil.

Tiba-tiba hujan dating, udara semakin tipis.. Aku ajak anak-anakku masuk mobil agar tidak kedinginan  sementara bapak itu dan suamiku terus memperbaiki mobil. Tiga jam berlalu akhirnya mobil selesai diperbaiki.

Sebagai rasa terimakasih, aku ucap salam lagi ke bapak tersebut sambil berkata, “terima kasih Ito untuk bantuannya!”  Lalu bapak tersebut berkata, “Kalau tidak sok kenal sok dekat Ito denganku, sampai besok kalian bermalam di hutan ini. Aku senang dengan kalian berdua, tidak takut dengan tampang wajahku yang  seram,” kata lalu kembali tertawa dengan suaranya yang besar.



Genre: Nonfiksi

Tema: Liburan