Lupa Pakai Sepatu ke Sekolah, Aku Jadi Bahan Tertawaan

Solikhah

Ilustrasi kehujanan (Dok Istimewa)
Ilustrasi kehujanan (Dok Istimewa)

Halo, namaku Solikhah, guru di SMA Tenera Bengkulu Utara. Hari ini saya tiba-tiba teringat masa kecil ketika duduk di Sekolah Dasar (SD). Aduh…ternyata begitu banget ya..hehehe.. Begini ceritanya:

Saya mau cerita soal diri saya dulu deh. Saya terlahir dari seorang Ibu yang hanya tamatan Sekolah Rakyat (SR), kalau sekarang setara SD. Saya memanggilnya Mamak. Sementata Bapak tamatan Madrasah Aliyah yang waktu itu sudah wah, tapi sekarang sih sudah biasa saja karena cuma setara SMA.

Mamak dan Bapak menikah 1982 di Desa Dragan Boyolali Jawa Tengah. Setelah menikah Mamak dan Bapak ikut program transmigrasi ke Provinsi Bengkulu Utara. Dua tahun berselang, tepatnya 15 Mei 1984 saya lahir.

Waktu kecil keadaan ekonomi keluarga saya masih pas-pasan. Saya tinggal di kampung kecil dengan sebutan Bentiring Trans. Sebutan itu berawal dari penduduk lokal di sekitar desa. Desa kami waktu itu bernama Desa Harapan Makmur Kecamatan Talang Empat Bengkulu Utara. Belum ada listrik zaman itu di Desa. SD Negeri NO 31 itulah sekolah saya dulu di kampung kecil itu.

Tiap hari saya ke sekolah jalan kaki bersama teman-teman. Jalanan di masa itu masih tanah. Kalau hujan, jadi becek semua jalanannya. Dari jalanan tanah inilah kisah konyol tak terlupakan itu bermula.

Pagi itu saya berangkat sekolah di tengah hujan lebat. Seperti biasa, kalau lagi hujan, saya menenteng sepatu kemudian membungkus kaki dengan kantong asoy (kantong plastik) hitam dan berpayung pelepah pisang. Pokoknya nelangsa banget deh.

Namanya anak kecil pasti senang main air. Begitu juga kami. Tiap hujan kami berlarian di tanah lumpur menuju sekolah sambil main-main air hujan. Sampai sekolah pasti baju kami sudah basah dan penuh lumpur. Hari itu kebetulan saya lagi sial karena terjatuh ke dalam selokan di depan kelas. Semua teman-teman menertawakan. Pokoknya saya malu banget, hampir mau menangis.

Saya pikir itu kesialan terakhir, eh, ternyata saking cepatnya masuk kelas saya jadi lupa belum pakai sepatu. Kaki saya masih dibungkus plastik asoy hitam itu. Sontak semua teman-teman menertawakan saya termasuk Bapak Guru. Duh malunyaaaaa…, saya langsung keluar kelas dan memakai sepatu yang saya tenteng tadi sampai lupa permisi sama Bapak Guru. Sejak kejadian itu kalau hari hujan saya tidak pernah lagi pakai asoy hitam membungkus kaki saya.

Solikhah
SMA Tenera



Genre:

Tema: