Obrolan Cucu dan Opung-nya yang Bikin Kami Ngakak Parah

Santi Lastri

Bulan Oktober 2016 lalu, kami sedang di rumah Mama di Kisaran tepatnya di Desa Pasar Dua Rawang. Kehadiran Elo membuat Mamak dan Bapaku merasa bahagia. Elo anaknya sangat ceriwis. Dia memanggil Mamaku Opung Boru, sebutan nenek dalam bahasa Batak. Saat Opung-nya ke dapur, ke kamar, saat makan, duduk di teras, ke warung, bahkan ke ladang juga dia pengen ikut.

Elo selalu bertanya. Apa ini opung, opung mau kemana, kok gini opung?. Mamaku sangat senang karena Elo cepat akrab tidak seperti cucunya yang lain. Semua ditanyain, apa yang dilihatnya pasti ditanyakan, terkadang Saya merasa geli saat Mamaku berusaha menjawab pertanyaan Elo walau kadang bingung dengan pertanyaannya.

Saat duduk- duduk di teras sambil memotongi tali rafia (tali ini digunakan untuk mengikat padi- padi yang roboh karena hujan dan angin kencang) Elo ikut membantu.

“Opung boru…….” kata Elo.

“Apa pung” kata mamaku, sambil terus memotong tali.

“Opung kok lucu?”

“Ai aha do na lucuon opung (apa yang lucu pung)” kata mamaku bingung.

“Opung kok bisa giginya tinggal satu pung?

“Namanya sudah tua dabah, gigi opung sudah ompong,”

“Iyakan opung aneh. Kan kalau sudah nenek- nenek giginya tinggal dua, bukan satu,” sambar Elo.

“Hahahahah, kwakakakakak” kami semua langsung ketawa semua. Adikku yang paling kencang ketawanya.

Melihat kami tertawa, Elo bingung dan seperti salah tingkah. Elo merasa heran. Dan tiba tiba Elo menyanyikan lagu burung kakatua. Setelah selesai bernyanyi, Elo bilang “kan nenek- nenek giginya dua,”

“Elo,Elo, malo ma ho opung (Elo, Elo pintarnya kamu cucuku) Mamaku langsung memeluk Elo.Tadinya mamaku tampak sedih karena padinya roboh, sekarang terlihat senyum bahagia diwajahnya. Elo membuat Opungnya bahagia.

Santi



Genre:

Tema: