Berteman dan Bermain Tak Perlu Satu Bahasa Kita

BOY

Dok.SD Tenera

Saya pernah pergi jalan-jalan ke tempat Datuk (Kakek) di Medan. Rumah datuk dekat danau yang sangat indah. Saat sampai di kampung Datuk itu saya bertemu dengan orang Medan. Dia berkenalan dan dia pakai bahasa Medan. Aku pakai bahasa Indonesia karena tak mengerti apa yang dia bilang.

Dia bingung dengan bahasa Indonesia. Dia membalas pakai bahasa Medan yang juga membuat saya bingung. Tak tahu artinya lah kami waktu itu. Tapi tidak apa-apa, kami jadi berteman dan aku diajaknya keliling sekitar danau itu. Apalah ya namanya danau itu, lupa saya.

Saya dikenalkan dengan teman-temannya. Semua pakai bahasa Medan. Tambah tak mengerti saya. Tapi kami bermain bersama, saya diajak mengambil jambu. Saat ambil jambu banyak gembira datang (kelucuan) sampai saya sakit perut. Biar tidak sakit perut saya minum obat yang di rumah Datuk.

Kami lanjut jalan-jalan ke sungai. Kami mandi di sungai dan aku hampir hanyut. Sesudah mandi saya mancing bersama teman-teman baru dan dapat ikan sangat banyak. Ikannya kami bakar lalu makan sama-sama. Setelah itu kami berpetualang ke sana ke mari. Kami hidupkan obor di lapangan terus main bola sampai malam sekali.

Datuk tidak marah karena saya pulang malam setelah dapat teman baru. Katanya biasa saja anak-anak main sampai malam. Besok paginya saya ke rumah teman Medan saya itu. Kami bermain bersama lagi sampai malam. Kami tertawa-tawa saja meski tidak paham arti dari bahasa yang mereka bilang. Kalau dia berucap saya ketawa. Kalau saya berucap dia juga tertawa. Begitu terus sampai kami kelelahan lalu pulang setelah berpetualang bersama.

Boy
Kelas III SD Tenera



Genre:

Tema: