Mengambinghitamkan Musang dan Biawak

Unistri

Dok.Wikihow

Aku teringat pesan ibunda tercinta, ayam punya banyak manfaat untuk kita. Ketika mendadak kedatangan tamu, bisa kita potong untuk menghargai mereka. Apabila ada sisa makanan dan kita berat hati membuangnya, berikan saja pada ayam yang sudah menunggu di belakang rumah. Nasihat itu membulatkan tekad memelihara ayam sejak menikah.

Setelah satu tahun, ayam kami berkembang biak dengan baik. Hampir seratus ekor. Suami sangat sayang sampai tidak mau memotong mereka. Katanya tidak tega memotong peliharaan sendiri. Kalau mau makan ayam, kami terpaksa membeli daging di pasar. Aneh.

Lama-lama aku gelisah. Selain tidak boleh dipotong, suami juga melarangku menjual ayam peliharaan ke pasar. Namun, pada akhirnya kegelisahaan itu membuatku nekat menjual ayam ke seorang teman yang mau punya hajat arisan.

Uang hasil jual ayam lumayan banyak. Beberapa hari kemudian suami sadar lalu bertanya kenapa ayam di belakang rumah berkurang banyak. Aku putar akal dan menjawab sekenanya.Tak mau pikir panjang aku cari kambing hitam Dimakan musang atau biawak, kataku lalu dia manggut-manggut saja.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga