Sepatu Bekas Milik Nina

Angeli Mastiur

Sepatu bekas
Dok.Talkshoes

Nina tinggal berdua bersama Ayahnya di sebuah rumah kecil di pinggir kota Bengkulu. Ibu mereka meninggal ketika melahirkan Nina. Hidup mereka pas-pasan sekali. Ayah Nina bekerja sebagai penjahit. Kadang kalau sedang sepi orderan, Ayahnya bekerja serabutan agar memenuhi kebutuhan Nina dan biaya sekolahnya. Nina, anak yang berbakti. Ia sering membuatkan teh panas ketika ayahnya sedang menjahit pesanan sampai larut malam. Dipijitnya juga kaki Sang Ayah setiap mau tidur.

Hidup pas-pasan membuat Nina belajar keras agar suatu saat nanti bisa membanggakan Ayah. Di sekolah Nina juga selalu juara kelas dan disukai banyak guru dan teman-teman. Tapi ada teman kelasnya yang iri pada Nina. Namanya Linda dan Dinda. Saudara kembar itu sombong sekali mentang-mentang sekolah Nina dapat banyak sumbangan dari ayah mereka. Mereka sering mengejek Nina sebagai anak orang miskin karena sepatunya sudah robek-robek. Ketika mereka lewat di depan Nina, Linda dan Dinda langsung tutup hidung sambil mengejek.

“Awas ada orang miskin bau. Sepatunya tidak pernah ganti, bau,” ejek mereka.

Nina sedih diejek seperti itu. Ia pulang sekolah dengan wajah sedih. Tapi ketika sampai di rumah, kesedihannya sirna karena Ayahnya membelikan sepasang sepatu untuk Nina dari Pasar Loak. Meski sudah kusam, Nina sangat senang dengan sepatu baru itu. Jauh lebih bagus dari sepatu robek miliknya selama ini. Sampai-sampai Nina meletakkan sepatu barunya itu di samping bantalnya.

Di tengah malam, Nina terbangun karena mendengar suara berisik di kamarnya. Saat bangun Nina melihat sepasang sepatu itu bicara. Nina terkejut tak menyangka sepatunya bicara. Ternyata sepatu yang dibeli ayahnya adalah sepatu ajaib. Nina pun langsung memeluk sepatu yang bisa bicara itu lalu diajaknya ngobrol.

“Dulu kami dibeli sama anak orang kata tapi dia tidak mengurus kami dengan benar lalu kami dijual di Pasar Loak. Bersyukurlah Ayahmu membeli kami di Pasar, ” kisah Sepatu Ajaib.

“Kasihan sekali, aku tidak akan seperti majikanmu itu. Aku akan merawatmu dengan benar. Aku bangga punya sepatu ajaib yang bisa biacara,” jawab Nina.

“Tapi, kami akan pergi ketika Sang pemakai sudah mendapatkan pengganti yang lebih bagus dari kami,”

Nina berjanji tidak akan pernah mengganti sepatunya itu lagi lalu kembali tidur.

Sepatu ajaib itu punya kekuatan untuk menarik perhatian orang meski kusam. Karena ditaruh di rumah Nina yang juga jadi kios jahitan ayahnya, banyak orang yang datang ke tempat mereka lalu minta menjahitkan baju. Kios jahitan ayahnya jadi terkenal dan sampai ke orang tua Linda dan Dinda. Orang tua mereka pun datang lalu minta dijahitkan baju ulang tahun. Dinda dan Linda juga ikut dan merasa tidak enak setelah tahu Nina adalah anak penjahit terkenal. Dinda dan Linda lalu minta maaf dan mengajak Nina ke ulang tahun mereka.

Nina sangat senang sekali diundang ke ulang tahun dua teman kayanya itu. Ia memakai baju yang dibuatkan ayahnya dan memakai sepasang sepatu ajaibnya. Sampai di rumah Dinda dan Linda, Nina diberi baju pesta dan sepasang sepatu baru oleh Ibu teman kembarnya. Karena tidak enak Nina mau dan memakai pemberian Ibu temannya itu. Nina lalu menikmati pesta ulang tahun mewah yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.

Ketika pesta selesai, Nina ganti baju dan ingin pulang. Dia kaget ternyata sepatunya sudah tidak di tempat dia menaruhnya. Ternyata sepatunya dibuang sama pembantu Dinda dan Linda ke tempat sampah di depan halaman rumah. Nina menangis karena sepatunya dibuang. Saat dicari ke tempat sampah, sepatunya itu ternyata sudah diangkut dengan truk sampah. Nina menyesal karena sudah lupa janji yang pernah dia buat dengan sepatu ajaib itu.

Anggeli Mastiur, Kelas VII B



Genre:

Tema: