Kisah Pohoh yang Berbagi Makanan

Okta Anggriany

Ilustrasi Pohon (Azka Maula)
Ilustrasi Pohon (Azka Maula)

Alkisah di sebuah desa hiduplah dua pohon yang saling bertetangga. Mereka adalah Pohon Mangga dan Pohon Jambu. Keduanya dirawat oleh orang yang juga bertetangga. Hanya pagar kecil yang membatasi Pohon Mangga dan Pohon Jambu. Keduanya sudah bersahabat sejak masih kecil. Pohon Mangga lebih besar dari Pohon Jambu karena punya tuan yang baik hati. Tuannya sering memberinya pupuk, air, dan menyiangi rumput di sekitar Pohon Mangga.

Sedangkan tuan Pohon Jambu sangat malas. Sang Tuan tidak pernah merawatnya sampai banyak rumput di sekitar kaki Pohon Jambu. Karena jarang diberi pupuk dan air, batang Pohon Jambu kecil. Buahnya sedikit dan sangat masam. Pohon Jambu sangat sedih sekali. Dia ingin punya nasib seperti Pohon Mangga yang berbatang besar dan berbuah manis.

Suatu siang yang panas, Pohon Jambu curhat ke Pohon Mangga.

“Aduh Mangga, aku bisa mati kering kalau begini. Panas sekali dan tuanku belum memberiku air dari kemarin,”

“Kasihan sekali kamu. Tuanmu jahat sekali. Ini, ambillah cadangan makanan dan airku. Aku sudah makan tadi pagi,”

“Wah, terima kasih ya Mangga. Kamu bak sekali,” jawab Jambu semringah.

Keluhan Pohon Jambu ternyata berlanjut di hari-hari berikutnya. Pohon Mangga iba dan setiap hari dia selalu memberi cadangan makanan dan air ke sahabatnya itu. Apalagi mau musim kemarau. Pohon Jambu lama-lama tidak enak karena selalu diberi makanan. Dalam hati ia janji akan membalas kebaikan Pohon Mangga suatu hari nanti.

Saat kemarau tiba, Pohon Mangga sudah berniat untuk membagi makanannya ke Jambu. Tapi, suatu pagi, Mangga heran melihat Pohon Jambu yang ceria. Tidak biasanya sahabatnya itu sangat ceria.

“Hey Jambu, ada apa kok hari ini kamu senang sekali?” tanya Mangga.

“Eh Mangga, iya nih aku sedang senang sekali. Tuanku yang kejam itu pergi buru-buru sekali tadi malam. Pagi ini aku punya tuan baru yang langsung merawatku,”

“Wah selamat ya, aku turut bahagia. Semoga tuanmu selalu baik, amin,”

“Aaaaaamin,” kata Jambu.

Setelah memeiliki tuan baru, Pohon Jambu tidak pernah mengeluh lagi. Batangnya jadi besar dan buahnya memanis. Tapi, karena sudah punya tuan yang baru, Mangga jadi kesepian. Tidak ada lagi yang mengajaknya mengobrol karena Jambu sering tidur saking kenyangnya sehingga Mangga berpikir bahwa Jambu sudah lupa dengannya.

Suatu ketika, Pohon Jambu melihat Pohon Mangga layu. Jambu heran kenapa Pohon Mangga bisa layu padahal punya tuan yang baik. Dia pun akhirnya kembali menyapa Pohon Mangga.

“Eh Mangga, kamu kenapa jadi layu? Kenapa jadi kering begitu? Apakah tuanmu sudah berubah jadi tuanku yang dulu?”

“Tidak Jambu. Tuanku yang sekarang sedang sakit. Selama satu minggu ini aku belum diberi makan dan air juga tidak bisa menyiangi rumput di kakiku,” jawab Mangga memelas.

Jambu pun minta maaf pada Mangga karena baru tahu kondisinya dan tidak perhatian karena sering tidur setelah makan. Ingat pada janjinya waktu susah dulu, Jambu pun memberikan cadangan makanan dan air ke Mangga setiap hari sampai tuannya sembuh.

“Wah terima kasih Jambu karena sudah membagikan cadangan makanan dan air sampai tuanku sembuh. Kamu ternyata tidak melupakan teman,”.

Okta Anggriani
Kelas VIII



Genre:

Tema: