Dhea
Agustus seru. Kami bikin banyak lomba di Tenera. Semuanya menyenangkan. Makan kerupuk, tangkap tongkat, estafet air, sampai lomba balap karung diikuti banyak teman. Tawa nyaring guru dan penonton menemani kami lomba apalagi saat peserta gagal atau bertingkah aneh.
Aku dipilih guru ikut lomba balap karung. Kata guru aku termasuk anak yang lincah dan gesit sehingga pilihannya sangat masuk akal. Menurutku lomba balap karung itu sebenarnya tidak hanya soal kecepatan saja tetapi ada faktor kekuatan. Cengkeraman jari ke bibir karung harus kuat.
Dan selama lomba balap karung aku melompat dengan cepat sampai ke garis finish. Namun, ketika kembali ke garis start kekuatanku hilang sehingga aku terjatuh. Tidak kuat lagi menahan beban tubuh ini. Kegagalan itu diikuti kekalahan di banyak lomba lain.
Wakil-wakil kelas kami berguguran. Tidak ada yang marah atau kecewa. Semua malah puas tertawa, suasananya menyenangkan. Kalah tidak apa-apa karena ada yang lebih penting yaitu menikmati momen-momen dalam lomba. Sebab, ketika besar nanti, mungkin kita tidak akan pernah merasakan suasana serupa.
Genre: Nonfiksi
Tema: Sekolah