Menjadi Apa Saja di Tenera Kecuali Pemalas

Juni Anita Purba

Bulan Juli 2009, saya diterima untuk mengajar di SMA Tenera. Saya menjalani peran baru menjadi seorang guru. Menghadapi para siswa dengan berbagai karakter menjadi tantangan tersendiri. Namun, pada prinsipnya kami setara. Siswa tidak semata-mata belajar dari saya. Justru saya lebih banyak belajar dari siswa.

Menangani, mendampingi, dan mengarahkan mereka dengan segala persoalan yang datang mempermudah  proses pendewasaan saya. Mengajar di Tenera, terlebih SMA, bukan sekadar menjadi guru saja. Kami harus bisa menjadi apa saja demi pendidikan.

Kami adalah peramal yang mampu memprediksi lalu menebak alasan murid tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Kadang kami menjadi detektif yang teliti dan cermat saat mendalami kasus atau drama di kelas. Kami juga harus menjadi komedian agar mood belajar di kelas tetap baik. Bisa juga menjadi fotografer yang mengabadikan kegiatan anak- anak di kelas atau di banyak momen penting lainnya.

Menjadi dokter dadakan, merawat murid yang sakit sebelum dibawa ke Balai Pengobatan atau Puskesmas. Selain itu juga menjadi polisi supaya kelas aman terkendali. Kami belajar banyak peran.

Berani menjadi guru berarti siap menepikan perasaan sejenak meski patah hati berkali-kali Setiap hari harus berhadapan dengan anak-anak didik berbeda perangai. Kami mengakrabi hari dengan perilaku anak-anak yang mengiris lalu membuat hati meringis.

Namun, setiap hal yang mengiris hati itu tidak mengurangi dedikasi saya sebagai guru. Malah sebaliknya, setiap hal yang datang membuat saya semakin menyadari betapa pentingnya profesi ini. Atas niat baik toh Tuhan selalu bertanggung jawab.

Saya bangga menjadi seorang guru. Saya senang setiap kali mendengar kabar tentang siswa dan siswi yang telah menggenggam mimpi mereka. Saya bangga ketika mendengar kabar anak-anak meraih prestasi di banyak perlombaan. Kebahagiaannya tak dapat didefinisikan dengan kata-kata.

Saya bangga sekali menjadi guru dan bagian dari sekolah Tenera. Banyak sejarah dan kenangan yang telah diukir. Kami tidak hanya menjadi guru yang sekadar mengajar di dalam kelas dan sekolah, tetapi juga punya karya terlebih kegiatan-kegiatan yang diadakan Yayasan Sekolah Tenera mendorong kami agar tidak tergolek tanpa daya, tuna karya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Sekolah